# Tags
#Business #Ekonomi

”Tingkat Pertumbuhan Mobilitas Listrik Melalui Perluasan Hyundai Motors Company di Indonesia”

Tingkat Pertumbuhan Mobilitas Listrik Melalui Perluasan Hyundai Motors Company di Indonesia

Sumber :  Google

Sejak tahun 1980 di New York, tren mobil listrik telah hadir. Namun, perkembangan mobil listrik baru dimulai di Korea Selatan setelah kemerdekaannya pada tahun 1945. Saat itu, pemerintah Korea Selatan sedang berupaya memperbaiki struktur pemerintahan dan perekonomiannya. Mereka mencari pengusaha lokal yang dapat membantu membangun dan mengembangkan ekonomi negara. Chung Ju Yung, pendiri Hyundai, melihat peluang ini. Pada tahun 1947, ia memulai perusahaan konstruksi yang kini kita kenal sebagai “Hyundai”. Nama “Hyundai” berasal dari bahasa Korea yang berarti “zaman modern”. Chung Ju Yung ingin perusahaan ini menjadi perwakilan era yang maju dan inovatif dalam teknologi, khususnya dalam bidang kendaraan bermotor.

Hyundai Motor Company adalah bagian dari Hyundai Motor Group, yang berbasis di Korea Selatan, dan berfokus pada industri otomotif. Pada tahun 1947, pendiri Hyundai, Chung Ju Yung, memulai pengembangan Hyundai Engineering. Kemudian, Hyundai mulai menjalin kerja sama dengan Ford Motor Company, perusahaan mobil asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Henry Ford di Michigan.

Setelah kemitraan antara Hyundai Motors Group (HMG) dan Ford Motors Company (FMC), pada tahun 1967, Hyundai Motors Company didirikan. Produksi dimulai pada tahun 1968 dengan peluncuran model pertama, Cortina, yang diproduksi di Ulsan, Korea Selatan. Hyundai memasuki pasar internasional dengan mengirimkan mobil pertamanya, Pony, ke berbagai negara seperti Argentina, Chili, Kolombia, dan Mesir pada tahun 1976. Keberhasilan ini memberikan Hyundai keberanian untuk mengekspansi ke Eropa pada tahun 1980, memulai langkah besar dalam ekspansi internasional mereka.

Hyundai memperluas cakupan pasar mereka dengan mendirikan pabrik di berbagai negara, bukan hanya di Korea Selatan. Pabrik-pabrik ini tersebar di Turki, China, Amerika Utara, Ceko, dan Pakistan. Dari fasilitas-produksi ini, Hyundai mampu menghasilkan hingga 1,6 juta unit mobil. Dengan infrastruktur produksi yang tersebar luas, Hyundai berhasil menjangkau 193 negara di seluruh dunia. Pertumbuhan Hyundai yang pesat telah mengakibatkan pendirian enam pusat pengembangan di berbagai lokasi, termasuk tiga di Korea Selatan, satu di Jepang, satu di Jerman, dan satu di India.

Oleh karena itu, ekspansi yang dilakukan oleh Hyundai dapat dianggap sebagai pencapaian yang sukses, yang melampaui sekadar peningkatan penjualan di berbagai negara. Kesuksesan ini tercermin dalam hasil survei yang dilakukan oleh J.D. Power and Associates pada tahun 2006 J.D. Power and Associates dikenal sebagai perusahaan intelijen konsumen dan analisis yang melakukan survei untuk industri otomotif global. Dalam riset mereka, Hyundai berhasil menempati peringkat ketiga dalam hal kualitas, hanya di bawah Porsche dan Lexus, meskipun waktu yang diberikan untuk penilaian relatif singkat. Hal ini menunjukkan bahwa Hyundai berhasil menetapkan standar kualitas yang tinggi dan bersaing dengan para pemain besar dalam industri otomotif global.

Hyundai memasuki pasar internasionalnya di Indonesia pada tahun 1995 melalui Agen Pemegang Merek (APM), yaitu PT. Citra Mobil Indonesia. Hanya setahun kemudian, pada tahun 1996, Hyundai Motors Company mendirikan PT. Hyundai Motors Indonesia. Setelah memasuki pasar Indonesia, Hyundai memperkenalkan mobil listrik pertamanya, Hyundai IONIQ, pada tahun 2016. Nama “IONIQ” sendiri menggabungkan kata “Ion” dan “Unik”, menyoroti sifat inovatif dan keunikan mobil tersebut. Dukungan penuh dari pemerintah Indonesia datang pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada tahun 2019. Presiden Jokowi memberikan dukungan sepenuhnya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri mobil listrik dunia. Ini menandai langkah penting dalam menggalakkan pengembangan dan adopsi mobil listrik di Indonesia, serta memberikan dorongan bagi Hyundai dan produsen mobil lainnya untuk berinvestasi dan berinovasi di pasar ini.

Isu ini memiliki pengaruh signifikansi yang mana interaksi antara kepentingan ekonomi dan proses politik berperan dalam membentuk kebijakan pemerintah. Ekspansi yang dilakukan oleh Hyundai Motors Company di Indonesia menjadi titik fokus yang menarik, karena hal ini berpotensi melahirkan kebijakan-kebijakan tertentu dan memengaruhi strategi pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan ekspansi perusahaan tersebut. Dengan memahami dinamika ini, kita dapat lebih baik memahami bagaimana hubungan antara sektor swasta dan sektor publik berinteraksi dalam konteks globalisasi ekonomi dan geopolitik.

 

Kafe Bergaya Korea di Kancah Global

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *