Review Korean Film : Voice of A Murderer
Voice of A Murderer merupakan film drama Korea Selatan yang disutradarai oleh Park Jin-Pyo dan dirilis pada 1 Februari 2007. Film ini diangkat dari kisah nyata kasus penculikan dan pembunuhan di Korea Selatan pada tahun 1991. Film berdurasi 122 menit ini memiliki alur maju mundur yang lebih banyak menceritakan kejadian akan mendatang yang dialami oleh kedua orang tua Sang-woo.
Film diawali dengan suasana hangat sebuah keluarga kecil, Han Kyung-bae (ayah), Oh Ji-sun (ibu) dan sang anak Sang-woo. Sang-woo adalah anak kecil berusia 9 tahun yang hidup layaknya anak seusianya, yang membedakan adalah ia memiliki badan yang gemuk dan ibunya berambisi agar sang anak memiliki badan yang ideal. Setiap sepulang sekolah Sang-woo dilarang menggunakan lift untuk kembali ke kamar apartemennya dan harus menggunakan tangga. Sang-woo juga harus menjalankan olahraga ekstra perintah ibunya demi memiliki badan yang ideal.
Suatu hari Sang-woo sedang berolahraga di taman apartemennya, ia nampak sangat kelelahan. Han Kyung-bae dan Oh Ji-sun yang sedang berada di kamar apartemennya menyadari anaknya tak kunjung pulang ke kamar hingga langit mulai gelap. Oh Ji-sun sebagai ibu yang memiliki firasat buruk segera ingin menghubungi polisi namun dilarang oleh suaminya. Tak lama setelah itu, telfon rumah berdering dan terdengar suara seorang pria yang mengatakan bahwa Sang-woo sedang bersamanya dan meminta uang tebusan apabila orang tua Sang-woo ingin anaknya selamat.
Han Kyung-bae dan Oh Ji-sun sebagai orang tua merasa panik dan khawatir dengan keadaan anaknya, mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti permintaan pria yang mengaku sedang bersama anaknya. Keesokan harinya, Han Kyung-bae mendatangi titik lokasi yang sudah ditentukan oleh penculik tersebut, tanpa Han Kyung-bae sadari istrinya telah menelfon polisi dan melakukan penyamaran mengikuti Han Kyung-bae. Beberapa menit menunggu, Han Kyung-bae mendapati telfon dari penculik anaknya dan ia mengatakan agar jangan mencoba untuk membodohinya. Ayah Sang-woo pun menyadari ternyata ada seorang polisi yang menyamar dan membututinya untuk melakukan penyelidikan kasus penculikan Sang-woo.
Ia sempat marah ke istrinya, karena takut hal tersebut akan mengancam nyawa anaknya. Penculik itu pun kembali menelfon ayah Sang-woo untuk kembali menemuinya dan menyerahkan uang tebusan tersebut, namun pertemuan itu kembali gagal. Han Kyung-bae terus menunggu kabar dari penculik dan menuruti segala permintaannya. Sang-woo telah hilang berhari-hari, dan orang tuanya masih belum mengetahui kabar terkini mengenai anaknya. Han Kyung-bae dan Oh Ji-sun hampir putus asa, tapi di suatu hari sang penculik kembali menelfon dan memberikan suara Sang-woo. Ahli forensik suara dari kepolisian mencurigai suara Sang-woo dan melakukan penyelidikan lebih lanjut, mereka pun mengetahui bahwa suara Sang-woo hanyalah rekaman.
Setelah 44 hari Sang-woo hilang, polisi menemukan tubuh Sang-woo tergeletak dibawah jembatan dalam keadaan tidak bernyawa, tangan kaki terikat, kondisi tubuh pucat dan lemas. Otopsi dilakukan, dan mengejutkannya adalah Sang-woo telah meninggal di hari H penculikan. Orang tua Sang-woo sangat bersedih atas kejadian tersebut, usaha yang mereka lakukan selama 44 hari ternyata hanyalah korban penipuan sang penculik yang ingin memeras Han Kyung-bae.
Saya sangat menyarankan film ini, Voice of A Murderer memberikan kesan sedih, sepanjang film penonton dibuat ikut merasakan kegelisahan yang dialami oleh orang tua Sang-woo. Film ini semakin terasa kesedihannya karena diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh keluarga kecil di Korea Selatan. Film ini sangat disarankan bagi penonton yang bosan dengan drama korea yang kebanyakan bertema percintaan dan fikitf. Sebagai penonton, kita diperlihatkan kerasnya perjuangan orang tua yang ingin dapat bertemu dengan anaknya kembali akibat penculikan.