Menghadapi Dinamika Politik: Tantangan dalam Kebijakan Luar Negeri Korea Selatan Tahun 2024
Sumber foto: Liputan6.com
Korea Selatan sebuah negara yang memiliki dampak signifikan dalam politik internasional, cenderung berpihak pada blok Barat, khususnya Amerika Serikat, sehingga sering dianggap sebagai sekutu dekat Amerika Serikat dalam arena politik global. Di Asia, Korea Selatan juga dikenal sebagai negara yang kuat dan berpengaruh, terbukti dengan posisinya yang berada di peringkat keempat dalam hal kekuatan dan pengaruh regional pada tahun 2023, dengan PDB mencapai 1,7 triliun dolar menurut investingchannel.com
Tidak hanya itu, Korea Selatan juga memiliki kekuatan militer yang solid, yang didukung oleh hubungan yang erat dengan Amerika Serikat. Dengan pasukan tentara sekitar 600.000 orang dan memiliki persenjataan yang canggih seperti tank, jet tempur, dan kapal selam.
Korea Selatan telah berupaya keras dalam merumuskan kebijakan luar negeri, dengan mempertimbangkan dinamika politik internasional yang mungkin terjadi pada tahun 2024. Namun, dalam mengambil keputusan, Korea Selatan harus memperhatikan kondisi internalnya sendiri, ketegangan dengan Korea Utara, dan dinamika geopolitik yang kompleks. Semua faktor ini mempengaruhi langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh Korea Selatan pada tahun ini.
Ketegangan Politik dalam Dinamika Partai Korea Selatan
Ketegangan dalam politik internal Korea Selatan muncul akibat perselisihan antara partai politik mereka. Di Korea Selatan, partai-partai politik utama meliputi Partai Demokrat Korea yang mewakili arus liberal, Partai Kebebasan Korea yang mengusung ideologi konservatif, Partai Rakyat sebagai representasi partai tengah, dan Partai Keadilan yang menonjolkan identitas sayap kiri. Salah satu partai tersebut, yaitu Partai Demokrat, dikabarkan menantang keputusan pemerintah karena memiliki kebijakan sendiri.
Tes judul 3
Perbedaan sikap mulai tampak ketika ketua Partai Demokrat, Lee Jae-myung, menunjukkan hubungan yang baik dengan China. Ini menimbulkan ketegangan mengingat Korea Selatan dan China memiliki hubungan yang tegang, terutama setelah Korea Selatan bergabung dalam strategi Indo-Pasifik yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Pemerintah Korea saat ini berupaya menghadapi keputusan Partai Demokrat dengan menguatkan aliansi yang didasarkan pada nilai-nilai dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Di sisi lain, Partai Demokrat yang memiliki mayoritas di Majelis Nasional Korea, mengadopsi pendekatan yang berbeda dengan memperjuangkan lebih banyak kerja sama dengan China.
Tragedi diplomatik ini harus segera diatasi oleh Korea Selatan. Pengaruh partai domestik tidak boleh diabaikan. Jika situasi ini dibiarkan tanpa penyelesaian, perbedaan kepentingan akan menyebabkan konflik yang berkelanjutan.
Persaingan Geopolitk
Tahun 2024 menjadi momen penting bagi beberapa negara karena merupakan tahun yang mana mereka menggelar pemilihan presiden. Pemilihan presiden dianggap penting karena posisi pemimpin presiden memiliki dampak besar terhadap arah dan kebijakan negara tersebut. Negara-negara seperti Amerika Serikat, India, Jepang, Indonesia, dan beberapa negara lainnya adalah negara yang akan menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun ini.
Presiden memiliki peran utama dalam mengarahkan pemerintahan suatu negara, dan pengaruhnya di tingkat internasional sangat menentukan jalan negara tersebut. Terutama bagi negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jerman, dan lainnya, presiden mereka menjadi tokoh sentral yang mempengaruhi kebijakan luar negeri dan posisi strategis negara di kancah global.
Sejak awal abad ke-21, geopolitik telah diramaikan oleh persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Perang dagang antara kedua kekuatan besar ini telah berlangsung intensif sejak tahun 2020.
Korea Selatan merasa tertekan dalam situasi ketegangan ini yang disebabkan oleh persaingan antara Amerika Serikat dan China. Hubungan yang sudah lama terjalin antara Amerika Serikat dan Korea Selatan, mulai dari bantuan Amerika Selatan selama Perang Saudara Korea hingga latihan militer bersama saat ini, membuat Korea Selatan tetap mempertahankan loyalitasnya kepada Amerika Serikat.
Disisi lain, China merupakan negara yang berada pada wilayah regional yang sama. Hubungan yang baik pastinya dibutuhkan agar mudahnya menjalin kerja sama dan mengurangi ancaman yang datang dari negara-negara tetangga. Belum lagi, bahwa China adalah negara paling maju dan berpengaruh di wilayah Asia maupun lingkup dunia sekalipun.
Seperti pada penjelasan diatas, Korea Selatan harus hati-hati dalam memikirkan jalan kebijakan luar negeri mereka. Di satu sisi mereka harus mempertahankan loyalitas mereka kepada Amerika. Namun, musuh Amerika yakni China juga memiliki lokasi strategis secara geografis dengan Korea Selatan.
Selatan Vs Utara
Ancaman yang terus menerus berasal dari permusuhan lama antara Korea Utara dan Korea Selatan. Kembalinya Kim Jong Un sebagai presiden Korea Utara diyakini akan memperpanjang ketegangan ini. Kim Jong Un mengumumkan perubahan dalam konstitusi kebijakan terkait Korea Selatan, menyatakannya sebagai “negara musuh”.
“Ini merupakan kesimpulan yang diambil dari sejarah pahit hubungan antar-Korea bahwa kita tidak bisa menempuh jalan pemulihan nasional dan reunifikasi bersama-sama,” kata Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dikutip Associated Press.
Ketegangan ini awalnya dipicu oleh pelarian beberapa warga Korea Utara dan kampanye propaganda yang dilakukan di Korea Utara oleh para pembeleot yang melarikan diri ke Korea Selatan. Korea Utara merespon dengan kemarahan terhadap tindakan para pembeleot yang mencari perlindungan di Korea Selatan, meminta penyelesaian cepat atas masalah ini.
Namun, Korea Selatan tidak menuruti permintaan Korea Utara karena alasan ketakutan akan perang, balas dendam, dan pertimbangan moral. Reaksi Pyongyang sebagai pihak dari Korea Selatan yang tajam dianggap pernyataan perang oleh Korea Utara. Selain itu,
Latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan dipandang sebagai persiapan perang, yang menyatakan kesiapannya untuk berperang. Hal itu justru membuat Korea Utara justru mengatakan mereka tidak takut untuk berperang.
Permusuhan antara negara semeanjung Korea ini menjadi salah satu faktor terkait arah kebijakan luar negeri Korea Selatan menuju kemana. Faktor faktor lain seperti yang sudah saya jelaskan diatas juga dapat menjadi pertimbangan bagi Korea Selatan pada tahun 2024 ini.