Pengaruh Korean Wave Pada Industri Budaya di Indonesia
Fenomena Korean Wave adalah fenomena yang berasal dari Korea Selatan, yang berkembang pesat dan meluas secara global dalam dua dekade terakhir. Hal Ini adalah sebuah istilah yang merujuk pada fenomena populer budaya Korea Selatan, yang termasuk musik K-pop, drama televisi K-drama, film Korea, fashion, kosmetik, dan gaya hidup Korea Selatan. Korean Wave atau Hallyu adalah sebuah fenomena yang menarik minat dan memperkaya pengalaman hiburan dan memperluas pengetahuan budaya, yang telah mempengaruhi dan menciptakan minat yang besar di antara masyarakat global, Fenomena ini terjadi karena Korea Selatan mengusung slogan politik “Creation of the New Korea 2019” ini adalah judul buku yang dituliskan oleh Michael Breen dan diterbitkan oleh St. Martin’s Press. Buku ini menceritakan tentang perkembangan Korea Selatan dari kehidupan yang pada mulanya sangat sulit menjadi sebuah negara yang maju dan juga demokratis. didalam buku ini menceritakan tentang tiga mirakel yang pada awalnya tidak diinginkan lalu dapat mengubah Korea Selatan tiga mirakel ini yang terdiri dari pembangunan ekonomi, demokrasi, dan juga peringatan budaya Korea Selatan ke kancah global yang mana telah dilakukan persiapan yang sesuai dengan dukungan penuh dari pemerintah, Fenomena Korean Wave memiliki hubungan erat dengan selera khalayak yang ada di Indonesia, yang mengacu pada preferensi dan penilaian yang berbeda-beda ini mempengaruhi perilaku wanita Indonesia, seperti penggunaan produk kecantikan, tips diet, olahraga, gaya hidup, serta pengikatan terhadap musik K-pop, drama K-drama, dan gaya hidup Korea Selatan lainnya.
Fenomena Korean Wave masuk ini masuk ke Indonesia sejak beberapa tahun terakhir, khususnya sejak tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adanya Globalisasi, Popularitas, Selera khalayak, serta daya tarik industri hiburan. Korean Wave juga mempengaruhi industri hiburan di Indonesia, seperti perusahaan yang lebih memilih selebriti luar dibandingkan selebriti dalam negeri, dan juga gaya berpakaian film di film lokal yang menyerupai budaya Korea, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti Globalisasi, Popularitas, Selera khalayak, Daya tarik industri hiburan. Korean Wave juga mempengaruhi industri hiburan di Indonesia, seperti perusahaan yang lebih memilih selebriti luar dibandingkan selebriti dalam negeri, hal ini disebabkan oleh popularitas dan pengaruh budaya Korea Selatan, yang membuat para penggemar hiburan Korea Selatan di Indonesia terus melonjak naik dari tahun ke tahun utamanya dari kalangan anak muda. Fenomena Korean Wave di Indonesia terkait dengan berbagai jenis produk hiburan seperti musik, drama Korea, film Korea, produk kecantikan serta budaya Korea.
Pengaruh budaya dari Korean Wave telah membawa budaya Korea masuk dan berkembang menyeluruh ke Indonesia, termasuk kesenian, pakaian, dan kebijakan. Contohnya, kesenian K-pop telah menjadi tren yang populer di Indonesia, dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang dapat menerima serta menyukai dan mengikuti grup K-pop seperti BTS, EXO, dan Blackpink. Dengan adanya Korean Wave juga pasti memiliki dampak positif dan negatif terhadap masyarakat Indonesia dampak positif ada pada serta yang dirasakan yakni perluasan wawasan juga pengetahuan utamanya tentang negara korea dan juga bahasa korea, dengan adanya K-Pop banyak remaja Indonesia yang memahami dan dapat menggunakan bahasa Korea tanpa mengikuti les, hanya dengan melihat dan memahami apa yang mereka dengar baik dari film serta lagu yang sering mereka lihat dan dengarkan. selain itu juga memperdalam tentang wawasan kebudayaan korea, juga membantu mempromosikan Indonesia ke dunia luar melalui konser dan wisatawan asing. Sedangkan dampak negatif yang dialami yaitu fanatik atau membawa sikap mengidolakan secara berlebihan, membawa sifat plagiat baik dari kebiasaan orang korea tata cara bergaul hingga cara berpenampilan yang diterapkan di Indonesia, sehingga membuat masyarakat Indonesia melupakan kebudayaan asli negaranya serta membuat remaja Indonesia lebih mencintai budaya luar dibandingkan budaya negeri sendiri. dengan adanya dampak negatif yang di ada dari Korean wave masyarakat indonesia dapat berupaya mengurangi ketergantungan dengan mulai menggunakan produk lokal mencintai budaya dalam negeri membantu berpartisipasi dalam pengembangan budaya di negara sendiri dan ikut serta dalam hal-hal yang memiliki unsur kemajuan negara seperti memperkenalkan budaya negeri sendiri menggunakan batik dan kebaya menonton tari tari an asli Indonesia mendukung produk lokal.
The Korean Wave phenomenon is a phenomenon originating from South Korea, which has grown rapidly and expanded globally in the past two decades. It is a term that refers to the popular phenomenon of South Korean culture, which includes K-pop music, K-drama television dramas, Korean movies, fashion, cosmetics, and the South Korean lifestyle. The Korean Wave or Hallyu is a phenomenon that attracts and enriches entertainment experiences and expands cultural knowledge, which has influenced and created great interest among the global community, This phenomenon occurs because South Korea carries the political slogan “Creation of the New Korea 2019” this is the title of a book written by Michael Breen and published by St. Martin’s Press. This book tells about the development of South Korea from a very difficult life to a developed and democratic country. The book tells about the three unintended miracles that have transformed South Korea consisting of economic development, democracy, and the commemoration of South Korean culture to the global and have been made appropriate preparations with full support from the government, The Korean Wave phenomenon has a close relationship with the tastes of audiences in Indonesia, which refers to these different preferences and judgments that affect the behavior of Indonesian women, such as the use of beauty products, diet, and exercise, as well as the binding to K-pop music, K-dramas, and the South Korean lifestyle.
The Korean Wave phenomenon has entered Indonesia since the last few years, especially since 2010. This is caused by several factors, such as Globalization, Popularity, Audience taste, Attraction of the entertainment industry. The Korean Wave also affects the entertainment industry in Indonesia, such as companies that prefer foreign celebrities over domestic celebrities, this is due to the popularity and influence of South Korean culture, which makes fans of South Korean entertainment in Indonesia continue to surge up from year to year, especially among young people. The Korean Wave phenomenon in Indonesia is related to various types of entertainment products such as music, Korean dramas, Korean movies, beauty products and Korean culture.
The cultural influence of the Korean Wave has brought Korean culture to Indonesia, including art, clothing and policies. For example, K-pop art has become a popular trend in Indonesia, with many people liking and following K-pop groups such as BTS, EXO, and Blackpink. With the existence of the Korean Wave, there must also be positive and negative impacts on Indonesian society. The positive impact felt is the expansion of insight as well as knowledge, especially about the Korean country and also the Korean language, besides that it also deepens the insight into Korean culture, It also helps promote Indonesia to the outside world through concerts and foreign tourists. While the negative impacts experienced are fanatics or carrying an excessive idolizing attitude, bringing plagiarism both from the habits of Koreans to the way of socializing to the way of appearance applied in Indonesia, thus making Indonesians forget their native culture and making Indonesian teenagers love foreign culture more than their own country’s culture. with the negative impacts that exist from the Korean wave, Indonesian people can try to reduce dependence by starting to use local products love domestic culture help participate in cultural development in their own country and participate in things that have elements of state progress such as introducing their own country’s culture using batik and kebaya watching original Indonesian dances supporting local products.