# Tags
#Ekonomi

Sektor Industri maju sebagai keajaiban ekonomi Korea Selatan

Kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang secara imprealisme pada masa kolonial saat itu tentu pada akhirnya memiliki pengaruh yang cukup besar skalanya dari beberapa aspek murni Korea yang ada, termasuk pada aspek ekonominya yang berkepanjangan. bisa dipastikan kesulitan selalu bergelut dengan kondisi masyarakat Korea saat itu. Tidak tahan nya penjajahan yang dilakukan Jepang, Masyarakat Korea melukan banyak pergolakan upaya untuk bisa mengembalikan kedaulatan Korea seutuhnya dari dalam mauapun luar negri hingga pada tanggal 15 Agustus 1945 kemerdekaan Korea Secara bersamaan berakhirnya dengan perang dunia II yang ditandai oleh kekalahan Jepang.

Namun, Nasib Korea berbeda dengan Indonesia yang sama-sama menjadi negara jajahan Jepang dan Merdeka di waktu yang sama, Korea tidak langsung mendapatkan kemerdekaan secara utuh yang dapat dirasakan langsung saat waktu kemerdekaan seperti Indonesia, Korea harus terbagi menjadi dua wilayah zona pendudukan yang pada awalnya hanya menjadi konsep sekutu untuk solusi sementara pada waktu itu. Bukan menjadi Solusi, pembagian wilayah di Korea tersebut malah menjadi awal dari peperangan antar saudara yang berdampak pada ketidakstabilan beberapa aspek.

Korea Selatan sendiri masuk dalam kategori negara termisikin di dunia pada era 1950 an,  bahkan ekonomi Korea Selatan pun tertinggal oleh perekonomian Korea Utara. Dikarenakan, Korea Selatan tidak memiliki sumber daya alam yang bisa di andalkan selain pertanian nya saja. Lalu, setelah melihat Sejarah yang ada, bagaimana cara Korea Selatan sekarang bisa menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-11 di dunia ? kurang nya kepemilikan sumber daya alam di Korea Selatan, tidak menjadi suatu penghalang untuk Korea Selatan menjadi negara yang tidak maju dalam sektor industri. Dibuktikan dengan Tingkat pengangguran rendah, pemerataan yang cukup relative dalam pendistribusian pendapatan dan pengingkatan nilai GDP 30 kali lipat dari tahun 1960 ke 2019, menurut data World Bank.

Awal mula pencapaian ekonomi Korea Selatan saat ini tentunya dari pergerakan Korea Selatan di tahun 1960 yang melakukan Pembangunan ekonomi dengan fokus pada basis ekspor bahan baku dari pabrik-pabrik berskala kecil, yang kemudian disusul oleh banyak nya invetasi di fasilitas industri berat semacam kimia, pabrik besi-baja, pabrik mesi-mesin secara modernisasi yang dibantu oleh Amerika Serikat. Setiap dinamika peningkatan ekonomi itu disebut dengan Rencana Pembangunan lima tahun dari awal kepemimpinan Park Cung Hee. Nama tersebut bisa kita sebut sebagai salah satu tanda untuk mengetahui awal mula adanya Pembangunan berencana di Korea Selatan . Rencana Pembangunan lima tahun dari periode satu hingga ke enam selalu memiliki peningkatan dengan ciri-cirinya yang berbeda setiap aspek apa yang dijalankan untuk mencapai cita-cita utama dari pemerintah yang sedari awal menjalankan kebijakan dengan model “growth pole” yang berartikan suatu pembangunan direncanakan dan dilaksanakan nya tidak dengan merata pada seluruh wilayah, melainkan terkonsentrasi di beberapa titik saja yang juga diselaraskan dengan keunggulan apa yang ada pada wilayah itu untuk bisa menjadi variable konsentrasi yang akan dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi suatu titik wilayah tersebut.

Kemajuan ekonomi yang begitu pesat tentu saja tidak lepas dari kebijakan pemerintah Korea Selatan untuk semata mendorong dan menjadi asas dalam berjalan nya industri yang kuat dengan daya saing dalam proses pertumbuhan ekonomi Korea Selatan. Peran negara dalam membuat kebijakan itu merupakan faktor terpenting dalam keajaiban ekonomi yang fantasis dimiliki Korea Selatan. Meskipun dalam ekonomi global terdapat sistem saling ketergantungan semata untuk kestabilan ekonomi antar negara-negara, kebijakan pemerintah Korea Selatan tetap beriorentasi lebih fokus terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat dengan etos kerja baik dan penggunaan produk lokal dalam negri. Bahkan, pemerintah Korea Selatan sudah mengeluarkan kebijakan untuk perusahaan saling berkompetisi di dalam negri sebelum tahun 1997 , pada industri otomotif contohnya yang dilakukan Korea Selatan dengan strategi dumping. Kebijakan saling berkompetisi itu tentu memiliki tujuan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, semakin produsen mencapai target dalam kompetisi kualitas produksi ataupun penjualan produk, semakin membuat pemerintah akan memberikan pinjam dan insetif kepada perusahaan.

Kebijakan lain yang menyusul seperti peminjaman modal melalui pinjaman luar negri, dengan mencegah intervensi negara lain selama proses perkembangan produksi dari industri Korea Selatan hingga sepadan dengan kualitas produksi dari Industri negara lain. Lalu adanya pembentukan lembaga pada sektor ekspor agar lebih berkembang dan masih banyak lagi intervensi aktif pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi yang memang bisa dibuktikan oleh Korea Selatan dengan keberhasilannya pada sektor ekonomi nya yang sangat mengesankan untuk bisa dicontoh oleh negara lain, terutama Indonesia.

Sumber daya alam yang tidak mendukung bukan suatu pengaruh besar untuk menghalangi kedahsyatan perkembangan industri, namun karena kesadaran suatau negara seperti Korea Selatan ini yang tidak memiliki sumber daya alam yang tidak banyak untuk bisa dimanfaatkan ini membuat tekad negara lebih besar dalam mendorong kemajuan industri Korea Selatan. Terlebih lagi karena adanya faktor dari kualitas pemimpin dalam membawa negara menghasilkan kebijakan-kebijakan yang menjadi strategi perkembangan industri hilirisasi dengan baik. Dan adanya faktor-faktor lainnya seperti perencanaan ekonomi yang konsisten dengan rancangan secara visioner, ketersediaan modal awal, serta faktor non ekonomi seperti etos kerja manusia di suatu negara itu dengan baik dan kecintaan nya dengan negara sendiri yang bisa dibuktikan secara praktik dengan menggunakan semua kebutuhan dari pasar dalam negeri.

 

Budaya Kuliner Asal Negeri Ginseng

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *