# Tags
#Budaya #Kuliner

Menjelajahi Budaya Kuliner Korea: Perjalanan Melalui Waktu, Tradisi, dan Selera

 

sumber : pinterest

Budaya kuliner Korea yang kaya dan beragam merupakan cerminan sejarah, geografi, dan semangat bangsa. Masakan Korea merupakan perpaduan yang seimbang antara rasa, tekstur, dan warna yang tertanam kuat dalam tradisi namun selalu berubah, baik dinikmati di pedesaan yang tenang atau di jalanan Seoul yang sibuk. Sejarah makanan Korea, atau “hansik”, sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Landasannya adalah harmoni dan keseimbangan, yang sangat dipengaruhi oleh gagasan Konfusianisme dan Buddha. Kedatangan agama Buddha di Korea sekitar abad ke-4 memberikan pengaruh besar pada masakan, mendorong penggunaan bahan-bahan musiman dan vegetarian. Di sisi lain, Konfusianisme sangat menekankan makan bersama dan peran makanan dalam upacara dan ritual.

Bentuk budaya kuliner Korea saat ini muncul pada masa Dinasti Joseon (1392–1897). Pada masa ini, sejumlah makanan pokok seperti bulgogi dan kimchi dikembangkan. Selain itu, masakan istana kerajaan diformalkan dan menonjolkan hidangan paling indah dan kompleks yang mewakili masakan Korea. Masakan Korea sebagian besar terdiri dari nasi, sayuran, dan daging yang disajikan dengan berbagai macam lauk pauk yang disebut “banchan”. Makanan fermentasi sangat diperlukan, terutama kimchi. Terbuat dari sayuran yang difermentasi seperti lobak dan kubis, kimchi memiliki rasa asam yang unik dan, karena kandungan probiotiknya, memiliki beberapa manfaat kesehatan.

Kecap asin, pasta kedelai (doenjang), dan pasta cabai (gochujang) merupakan bumbu dasar yang memberikan rasa umami dan rasa panas yang khas pada banyak masakan Korea. Fermentasi adalah teknik utama, tidak hanya dalam pembuatan kimchi tetapi juga dalam menyiapkan saus dan pasta, yang mengembangkan rasa yang dalam dan kompleks seiring berjalannya waktu. Masakan Korea menawarkan banyak hidangan ikonik, yang masing-masing memiliki kisah tersendiri. Bibimbap, sajian nasi campur dengan topping aneka sayur, daging, dan telur goreng, mencontohkan konsep harmoni. Rasa dan tekstur yang kontras dari komponen-komponennya bersatu untuk menciptakan makanan yang seimbang dan memuaskan.

Bulgogi (daging sapi yang diasinkan) dan galbi (iga panggang) menunjukkan keahlian Korea dalam teknik marinasi dan pemanggangan. Hidangan ini biasanya direndam dalam campuran kecap, gula, minyak wijen, bawang putih, dan bumbu lainnya, sehingga menghasilkan daging empuk dan beraroma yang sering dinikmati dengan dibungkus daun selada dengan sedikit ssamjang (pasta kental dan pedas). Tteokbokki, kue beras pedas, adalah jajanan kaki lima populer yang terkenal dengan teksturnya yang kenyal dan sausnya yang pedas, mencerminkan kecintaan orang Korea terhadap rasa yang berani dan pedas. Sementara itu, japchae, bihun yang digoreng dengan sayuran dan daging, menawarkan perpaduan rasa gurih dan manis yang nikmat.

Di Korea, makanan merupakan komponen penting dalam kehidupan sosial dan budaya dan bukan hanya sekedar alat penghidupan. Makanan tertentu dikaitkan dengan hari raya dan perayaan tradisional. Misalnya, saat Tahun Baru Imlek, orang-orang mengonsumsi tteokguk, atau sup kue beras, sebagai metafora berlalunya waktu dan diperolehnya kebijaksanaan. Kue beras berbentuk setengah bulan yang disebut songpyeon disajikan di Chuseok, festival panen Korea, sebagai tanda kemakmuran dan rasa syukur. Bagian penting lainnya dari santapan Korea adalah komponen komunal. Hidangan biasanya diletakkan di tengah meja untuk dinikmati semua orang saat makan bersama. Praktik ini mencerminkan penekanan Konfusianisme pada rasa hormat dan ikatan kekeluargaan dengan memupuk rasa kebersamaan dan kebersamaan.

Baik di dalam maupun luar negeri, makanan Korea telah mengalami kebangkitan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sangat dipengaruhi oleh meluasnya daya tarik budaya pop Korea, atau “Hallyu”, dalam skala global. Banyak orang di luar Korea yang akrab dengan restoran BBQ Korea, kimchi, dan bibimbap. Resep-resep tradisional sedang dicoba oleh para chef, yang memproduksi hidangan fusion yang memadukan cita rasa Korea dengan berbagai tradisi kuliner.

Budaya kuliner Korea merupakan permadani dinamis yang ditenun dari sejarah, tradisi, dan inovasi selama berabad-abad. Penekanannya pada keseimbangan, makan bersama, dan penggunaan bahan-bahan yang difermentasi membedakannya. Baik melalui semangkuk kimchi sederhana atau beragam masakan istana kerajaan, makanan Korea mengundang kita untuk merasakan hubungan yang unik dan mendalam dengan masa lalu dan masa kini, satu gigitan lezat dalam satu waktu.

Menjelajahi Budaya Kuliner Korea: Perjalanan Melalui Waktu, Tradisi, dan Selera

Kepulangan Jin dari Wajib Militer, BTS FESTA,

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *