# Tags
#Budaya #Gaya Hidup #Kegiatan #Pendidikan #Reality Show #Sosial

REVIEW DRAMA KOREA “LITTLE WOMEN”

REVIEW DRAMA KOREA

“LITTLE WOMEN”

Pada inti narasinya, "Little Women" berkisah tentang dua bersaudara: In-joo, In-kyung, dan In-hye, masing-masing bergulat dengan cobaan dan kesengsaraan unik mereka dengan latar belakang ekspektasi masyarakat dan ambisi pribadi. In-joo, kakak perempuan tertua yang tangguh, memikul beban kesulitan keuangan keluarganya, didorong oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk membebaskan dirinya dan orang-orang yang dicintainya dari kungkungan kemiskinan. Penggambaran Kim Go-eun menanamkan karakter In-joo dengan intensitas yang nyata dan gamblang, menangkap esensi seorang wanita yang berjuang keras demi masa depan yang lebih cerah.

 

Serial drama Korea ini, dipimpin oleh sutradara berbakat Kim Hee-Won dan ditulis oleh penulis ternama Jung Seo-Kyeoung, memulai debutnya pada tanggal 3 September dan berakhir pada tanggal 9 Oktober 2022, memikat penonton di platform tvN dan Netflix. “Little Women” muncul sebagai bukti luar biasa akan daya tarik adaptasi yang abadi dan potensi penemuan kembali yang tak terbatas dalam penceritaan. Sepanjang 12 episode yang mencekam, serial ini dengan rumit merangkai narasi berharga dari novel ikonik Louisa May Alcott ke dalam permadani Korea Selatan modern yang dinamis, menawarkan perspektif segar dan menggembirakan kepada pemirsa tentang tema-tema yang sudah dikenal. Adaptasi ini berhasil menghadirkan kehidupan karakter-karakter “Little Women” ke dalam konteks budaya Korea, menangkap esensi yang universal dari persahabatan, cinta, dan perjuangan hidup dengan sentuhan yang hangat dan menarik.

Pada inti narasinya, “Little Women” berkisah tentang dua bersaudara: In-joo, In-kyung, dan In-hye, masing-masing bergulat dengan cobaan dan kesengsaraan unik mereka dengan latar belakang ekspektasi masyarakat dan ambisi pribadi. In-joo, kakak perempuan tertua yang tangguh, memikul beban kesulitan keuangan keluarganya, didorong oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk membebaskan dirinya dan orang-orang yang dicintainya dari kungkungan kemiskinan. Penggambaran Kim Go-eun menanamkan karakter In-joo dengan intensitas yang nyata dan gamblang, menangkap esensi seorang wanita yang berjuang keras demi masa depan yang lebih cerah. Sementara itu, Nam Ji-hyun menghidupkan peran In-kyung, seorang jurnalis ulet yang pantang menyerah dalam memperjuangkan keadilan di tengah ketidakadilan yang melanda masyarakat. Berbekal pedoman moral yang tak tergoyahkan, dia memulai pencarian kebenaran tanpa henti, melewati labirin penipuan dan pengkhianatan. Dalam melakukan hal ini, perjalanannya menjadi sebuah komentar tajam mengenai kekuatan integritas yang tak tergoyahkan di dunia yang penuh dengan korupsi dan ambiguitas moral. Melengkapi ketiganya adalah Park Ji-hu sebagai In-hye, adik perempuan termuda yang bakat seninya yang berkembang menawarkan secercah harapan di tengah kekacauan. Saat ia bergulat dengan tekanan dunia akademis dan beban harapan keluarga, ia menemukan kekuatan batin yang melampaui sekadar goresan cat di atas kanvas.

Namun, jalan hidup kedua kakak beradik ini bertemu dengan cara yang tak terduga saat mereka terlibat dalam jaringan intrik rumit seputar keluarga Park yang penuh teka-teki, seorang raksasa kekayaan dan pengaruh yang dihormati di Korea Selatan. Dari hubungan rahasia hingga agenda tersembunyi, kedua saudari ini terjebak dalam permainan penipuan yang berisiko tinggi, di mana setiap pengungkapan membawa mereka semakin dekat pada kebenaran—dan bahaya. Disutradarai dengan presisi dan kemahiran oleh Kim Hee-Won, yang terkenal karena karyanya yang terkenal pada “Vincenzo”, “Little Women” dengan ahli memberikan keseimbangan antara penghormatan terhadap materi sumbernya dan penafsiran ulang kontemporer. Meskipun para penganut paham puritan pada awalnya mungkin akan marah dengan penyimpangan dari narasi asli Alcott, imajinasi ulang Kim yang berani memberikan vitalitas baru ke dalam karakter dan tema yang sudah dikenal, menawarkan perspektif menawan yang sangat disukai pemirsa. Kejayaan serial ini tidak hanya terletak pada alur ceritanya yang menawan, tetapi juga pada rangkaian karakternya yang kaya, yang dihidupkan oleh para pemeran berbakat. Dari dinamika rumit antara kakak beradik hingga interaksi bernuansa hubungan yang mengikat mereka dengan keluarga Park, setiap karakter dipenuhi dengan kedalaman dan kompleksitas, mengundang pemirsa untuk membenamkan diri sepenuhnya dalam dunia mereka.

Di tengah permadani intrik dan ketegangan, “Little Women” tetap teguh dalam mengeksplorasi tema-tema inti seperti persaudaraan, ketahanan, dan kekuatan cinta yang abadi. Melalui momen-momen kemenangan dan kesengsaraan, kedua saudari ini bersatu melawan kekuatan-kekuatan yang berupaya memecah ikatan mereka, menggarisbawahi harta tak ternilai dari persatuan kekeluargaan. Saat kredit terakhir memasuki episode klimaksnya, “Little Women” meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di hati para penontonnya, menjadi pengingat yang menyentuh bahwa, melawan segala rintangan, ikatan persaudaraan tetap bertahan. Dalam perpaduan sempurna antara penceritaan abadi dan kepekaan kontemporer, drama Korea ini berdiri sebagai bukti warisan abadi kisah klasik Alcott—dan bukti kuat akan seni adaptasi yang dilakukan dengan kemahiran.

REVIEW DRAMA KOREA “LITTLE WOMEN”

Become an Active K-Pop Idol BTS Fan

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *