# Tags

Banchan, Hidangan Sampingan Khas Korea yang Kini Mendunia

Apabila kamu pergi ke Restoran Korea, kamu pasti akan disajikan dengan hidangan-hidangan ini secara gratis! Namun, apakah kamu pernah penasaran dan tertarik dengan hidangan-hidangan ini?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyarakat Korea Selatan umumnya memakan nasi sebagai hidangan sehari-hari. Tidak hanya nasi, adapun berbagai hidangan lainnya yang umum ditemui, seperti sup, seafood, atau daging sebagai hidangan utama dan banchan sebagai hidangan sampingan. Lalu, sebenarnya apa itu banchan?

Banchan merupakan hidangan sampingan asal Korea Selatan yang dihidangkan dalam piring-piring kecil untuk menemani hidangan utama. banchan umumnya disajikan dengan porsi kecil agar dapat habis dalam sekali makan, mengingat banchan merupakan hidangan sampingan yang sebagian besar berbahan dasar sayuran yang tidak bisa berlama-lama pada suhu ruang. Bahkan, karena sudah melekat dengan budaya kuliner di Korea Selatan, banchan tidak hanya umum saja ditemui di restoran atau pasar-pasar saja, namun juga setiap kulkas di rumah warga. Tidak heran apabila di dalam kulkas tersebut tersedia lebih dari tiga jenis banchan.

Korean side dish atau banchan diyakini merupakan pengaruh dari ajaran agama Buddha pada era kerajaan-kerajaan Samguk, sekitar tahun 57 SM hingga 689 M. Pada waktu itu, terdapat sebuah larangan untuk memakan hidangan yang mengandung daging yang membuat masyarakat pada zaman itu mulai mengembangkan hidangan yang berbahan dasar utama sayuran. Akhirnya, dapur umum mulai menembangkan berbagai macam metode untuk memasak, menyiapkan, dan menghidangkan sayur. Banchan yang awal mulanya merupakan hidangan alternatif bagi warga karena tidak dapat memakan hidangan yang mengandung daging berkembang menjadi hidangan yang hadir pada upacara peringatan kematian atau jesa. Mulai dari saat itu, banchan tidak lagi menjadi hidangan alternatif saja, namun juga menjadi salah satu keragaman kuliner Korea Selatan.

Pada zaman dahulu, masyarakat menggunakan teknik fermentasi untuk mengolah banchan sehingga hidangan sampingan tersebut dapat bertahan lebih lama, karena sayuran adalah bahan dasar yang sangat mudah busuk apabila tidak disimpan dengan baik, terlebih Korea merupakan wilayah dengan empat musim yang tidak jarang mengalami cuaca ekstrem. Untuk memperkaya rasa, banchan umumnya difermentasi bersamaan dengan gochujang atau saus cabai merah. Selain menggunakan gochujang, banchan juga sering diolah menggunakan produk yang berbahan dasar kacang kedelai, tanaman herbal, dan minyak wijen.

Tidak hanya zaman, namun banchan juga turut berkembang seiring berjalannya waktu. Diyakini hingga saat ini terdapat ratusan jenis banchan yang tersedia dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah satu jenis banchan yang paling terkenal adalah kimchi, yaitu sayuran (umumnya menggunakan kubis) yang difermentasi menggunakan gochujang dan garam. Kimchi sendiri juga memiliki berbagai jenis, mulai dari pemilihan jenis sayur hingga bumbu yang digunakan untuk fermentasi, seperti geotjeori (kimchi yang paling umum ditemui, menggunakan kubis dan sangat renyah), kkakdugi (kimchi lobak putih yang dipotong dadu dengan bumbu gochujang), dan pa-kimchi (kimchi daun bawang, memiliki cita rasa pedas-gurih, dengan myeolchi-jeot atau bumbu ikan teri asin).

Selain kimchi, adapun jenis banchan lain yang dapat ditemui, seperti namul (sayuran yang dikukus, dimarinasi, atau ditumis dengan minyak wijen, cuka, garam, bawang putih, daun bawang, bubuk cabai, atau kecap asin), bokkeum (hidangan yang dimasak dengan saus), jorim (hidangan yang dikukus dengan kaldu, seperti tahu dan daging sapi), jjim (hidangan yang dikukus), jeon (hidangan yang digoreng di atas wajan, mirip panekuk), danmuji (lobak yang difermentasi menggunakan buah gardenia), japchae (sohun yang ditumis dengan berbagai sayuran), dan masih banyak lagi.

Banchan yang kini telah menjadi bagian dari budaya kuliner Korea Selatan juga turut diadaptasi oleh berbagai restoran Korea di seluruh belahan dunia. Menyajikan banchan dengan hidangan khas Korea Selatan lainnya menjadi suatu langkah untuk menjaga keotentikan dan budaya Korea Selatan. Banchan yang kini digemari oleh berbagai masyarakat di seluruh dunia memiliki cita rasa yang unik. Perpaduan dari rasa segar, asam, manis, dan asin, cukup mengingatkan kita dengan hidup. Bukankah seperti itu?

Sumber: Pinterest

Korean Culinary Culture

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *