Cancel Culture Yang Berdampak pada Reputasi Selebriti

Sumber foto: The Economist
Di Korea Selatan, artis selain menjadi sosok di industri hiburan harus menjadi figur contoh bagi publik. Mereka dituntut untuk bisa menjadi panutan dan melakukan hal baik. Sehingga jika mereka melakukan tindakan yang menurut publik tak sesuai seperti terlibat kontroversi, sikap yang tidak menunjukkan sopan santun, hingga skandal yang menimbulkan pro kontra, maka reputasi mereka bisa ‘lenyap’ dalam sekejap akibat adanya cancel culture. Dengan artian, mereka akan ‘dihilangkan’ dari dunia hiburan dan perhatian masyarakat. Cancel culture adalah fenomena memboikot seseorang secara massal karena dianggap melakukan atau mengatakan sesuatu yang tidak pantas atau menyinggung. Cancel culture dapat berdampak pada reputasi selebriti, baik secara pribadi maupun profesional.
Cancel culture di Korea sangat keras sekali dimana terdapat budaya sosial yang selalu siap untuk menyalahkan orang lain ketika mereka melakukan sesuatu yang tidak etis, sekecil apa pun itu. Terlepas dari public figure itu kaya, ganteng, atau cantik jika sudah ketahuan melakukan sesuatu yang dianggap salah, maka siap-siap saja untuk diserang habis-habisan. Di Korea, masyarakat sangat sensitif terhadap isu-isu etika. Sehingga setiap kali ada skandal yang melibatkan selebriti atau figur public pasti akan digali terus. Orang-orang Korea tidak peduli seberapa besar pencapaian kamu, kalau sudah salah akan disorot sampai habis. Cancel culture ini nggak cuma tentang menghukum orang karena kesalahan yang mereka buat, tapi juga tentang bagaimana masyarakat Korea menuntut standar moral yang tinggi, terutama dari public figure. Ada alasan umum kenapa seseorang bisa terkena cancel culture di Korea antara lain:
- Skandal Bullying
Dugaan perundungan (bullying) yang dilakukan oleh artis saat mereka masih sekolah sering kali menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Begitu kabar ini mencuat, meskipun kejadian sudah lama, publik Korea nggak segan-segan buat mengecam.
- Komentar atau Perilaku tidak Pantas
Perkataan atau perilaku yang dianggap tidak sopan atau tidak sesuai dengan norma masyarakat, bahkan jika terjadi di masa lalu, bisa memicu reaksi keras. Misalnya, penggunaan bahasa kasar, tindakan yang dianggap merendahkan orang lain, atau bahkan bercanda yang nggak pada tempatnya.
- Keterlibatan dalam Kasus Hukum
Artis yang terlibat dalam kasus hukum, baik itu terkait narkoba, DUI (driving under influence), atau tindakan kriminal lainnya, hampir pasti akan langsung menghadapi serangan dari masyarakat. Banyak yang akhirnya harus mundur dari dunia hiburan untuk waktu yang lama.
- Masalah dengan Rekan Kerja
Konflik internal dalam grup idol atau dengan rekan kerja lainnya yang bocor ke publik juga bisa jadi alasan seseorang terkena cancel culture. Publik Korea sangat memperhatikan keharmonisan dan kerja tim, jadi begitu ada gesekan, reaksi bisa sangat negatif.
- Tuduhan Penghinaan atau Diskriminasi
Isu yang sangat sensitif di Korea, seperti rasisme, seksisme, atau homofobia, jika muncul dalam perilaku atau ucapan seorang artis, bisa langsung memicu gelombang protes besar. Netizen Korea cukup vokal terhadap isu-isu ini dan sering kali mengorganisir boikot massal.
Cancel culture di Korea ini mencerminkan betapa pentingnya menjaga citra dan perilaku, terutama jika kamu berada di bawah sorotan publik. Jadi, tidak heran jika banyak selebriti Korea sangat hati-hati dalam bersikap karena sedikit saja kesalahan bisa membawa dampak besar. Cancel culture di Korea Selatan merupakan fenomena sosial yang kuat dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan public figure di sana. Seperti yang dijelaskan di atas, Korea memiliki ekspektasi moral yang tinggi dan perhatian besar dari publik untuk dapat mengubah karier seseorang dalam sekejap. Baik itu terkait skandal masa lalu, komentar tidak pantas, atau kasus hukum, setiap kesalahan bisa menjadi sorotan utama yang membawa dampak signifikan.