# Tags
#Berita Teknologi

Virtual Group PLAVE di Bidang Teknologi dan Budaya Korea Selatan

Sumber foto: Blog – Delivered Korea

 

Plave merupakan group idol Kpop yang memiliki konsep virtual idol, virtual idol merupakan idol yang dihasilkan melalui cara digital dan secara fisik tidak nyata, akan tetapi meskipun secara fisik mereka tidak nyataakan tetapi dibalik karakter virtual idol tersebut terdapat manusia asli yang menggerakan dan mengisi suara karakter tersebut, bagaimana cara mereka menggerakan karakter virtual itu, cara mereka menggerakan nya dengan bantuan motion capture alat ini di gunakan untuk mendeteksi dan merekam gerakan,suara hingga ekspresi halus yang dihasilkan sang aktor secara langsung yang kemudian disambungkan ke karakter virtual mereka.

Konsep idol virtual ini sudah ada sejak pertengahan tahun 1990an, konsep ini berasal dari Jepang, akan tetapi pada saat itu kepopuleran konsep tersebut belum mencapai internasional pada saat itu dan hanya populer di negara Jepang, akan tetapi konsep ini mulai berkembang dan menjadi populer secara internasional pada tahun 2010 dan kepopuleran tersebut semakin berkembang hingga puncaknya yaitu pada tahun 2018-2021 dengan kepopuleran virtual idol ini tentu saja sangat berpengaruh terutama dibidang ekonomi dan budaya, keuntungan dari kepopuleran idol virtual tersebut tentu saja menarik perhatian negara lain termasuk Korea selatan untuk membuat hal yang sama yaitu membuat idol atau artis virtual.

Siapa itu Plave dan pandangan netizen Korea tentang virtual idol

Plave merupakan boy group dengan konsep virtual idol yang terdiri dari 5 member yaitu Nam Yejun, Han Noah,Chae Bonggu, Do Eunho, dan Yu Hamin, group ini berdiri dibawah naugan Vlast company dan memulai debut mereka pada 12 maret 2023, Vlast company merupakan perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan virtual yang berdiri pada tahun 2022. Sebelum munculnya Plave terdapat group idol virtual lainnya di Korea selatan seperti Mave,K/DA,dll.

Plave mulai terkenal setelah video kompilasi tentang tingkah lucu mereka saat terkena glitch viral di media sosial, dari sana banyak orang mulai penasaran tentang mereka dan mencari tau tentang mereka lewat internet, dari rasa penasaran ini para netizen tau kalau group ini juga memiliki lagu mereka sendiri dan sering membuat konten cover lagu dan dance. Dari sini banyak banyak netizen yang memuji bakat mereka dan Plave mendapat support yang sangat banyak dari berbagai negara hingga akhirnya mereka bisa tampil di acara musik bergengsi, mendapat rekognisi dari para selebritis senior,dan memenangkan banyak penghargaan musik. Berkat pencapaian mereka ini, fans mereka sering memuji member dan para staff Vlast karena menurut para fans, mereka berhasil menunjukan bahwa teknologi yang canggih dan maju tidak sepenuhnya buruk jika mengerti cara memakainya dan digunakan secara bijak dan bertanggung jawab. Meskipun Plave memiliki prestasi dan memiliki dukungan secara internasional, akan tetapi masih ada netizen yang buta akan teknologi menuduh kalau group Plave merupakan hasil AI dan menuduh kalau mereka akan merusak industri entertainment Korea terutama musik Kpop. 

Tuduhan ini terjadi karena kurangnya pemahaman akan konsep virtual di masyarakat serta maraknya penggunaan AI yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab di berbagai media. Meskipun begitu Plave masih terus berusaha membuktikan kalau mereka bukan AI dan merupakan manusia asli serta semua pencapaian mereka merupakan hasil jeri payah mereka sendiri dan staff yang memfasilitasi mereka dan tidak ada campur tangan AI sama sekali.

Pengaruh Group Virtual Idol Terhadap Teknologi dan Budaya Pop di Korea Selatan

Industri musik Korea selata (Kpop), telah mengalami perubahan yang signifikan dengan muncul nya group idol virtual. Munculnya virtual idol ini memiliki dampak terhadap budaya Pop di Korea selatan, dengan munculnya virtual idol ini, penggemar mulai nyaman dengan interaksi non tatap muka dan konten digital, terlebih lagi fenomena Covid 19 yang membuat cepatnya adopsi konsep ini membuat penggemar lebih menerima konsep integrasi antara idola nyata dan virtual. Group idol ini juga telah memicu perubahan dalam cara berinteraksi. Mereka dapat secara langsung berinteraksi melalui sosial media, dan menciptakan komunitas ynag lebih luas dan beragam. Fenomena ini di sebut dengan Cyberfandom, dimana para fans tidak hanya menikmati musik tetapi juga berpartisipasi dalam pengalaman interaktif dengan avatar virtual.

Secara keseluruhan, group virtual idol Korea Selatan menunjukan bagaimana teknologi dapat mengubah dan memperluas ruang bagi musik dan budaya pop agar menjadi beragam, dengan menawarkan pengalaman baru bagi penggemar dan mengurangi beban artis manusia. Fenomena ini berpotensi menjadi bagian integral dari masa depan industri Kpop. Namun, tantangan terkait interaksi manusia dan kritik terhadap keaslian tetap menjadi isu penting yang perlu diperhatikan oleh industri ini ke depannya.

 

Oleh: Sultan Arif Setiawan

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *