Multikulturalisme Korea Selatan Dalam Aspek Ekonomi

Sumber foto: Kaohoon International
Multikulturalisme di Korea Selatan tentu memberikan dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, mencakup aspek perekonomian. Seiring perkembangan jumlah imigran di Korea Selatan mencakup pekerja asing, pernikahan internasional, dan komunitas multikultural berdampak pada munculnya perubahan yang signifikan pada perekonomian. Salah satu yang sangat memberikan dampak besar terhadap perekonomian adalah terjadinya gelombang pengungsi Korea Utara dan pekerja migran dari negara-negara berkembang.
Pada tahun 2020-2021 mencapai 30 ribu warga negara Korea Utara memilih untuk melewati perjalanan lintas perbatasan untuk memperoleh keamanan bagi dirinya dan/atau keluarganya di Korea Selatan. Alasan mereka melakukan hal ini ialah isu kemiskinan dan kelaparan yang disebabkan kekurangan pangan dan tekanan rezim komunis pemerintah Korea Utara. Banyak dari warga negara Korea Utara dengan berlandaskan adanya persamaan persepsi sejarah. Warga negara Korea Utara yang mengungsi ke Korea Selatan memiliki tujuan untuk dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Sementara itu, banyak juga pekerja asing yang bekerja di Korea Selatan. Hal ini juga dipengaruhi oleh angka kelahiran yang rendah di Korea Selatan dan terus terjadinya penuaan populasi. Sehingga, pemerintah Korea Selatan membuka peluang bagi pekerja migran khususnya ada sektor-sektor yang tidak diminati oleh masyarakat lokal. Salah satu pekerja migran yang paling banyak di Korea Selatan berasal dari Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah Korea Selatan dan Indonesia telah menjadi kerja sama melalui program G2G (Defi Ratna Putri & Anna Yulia Hartati, 2017).
Bahkan sebelum pandemi Covid-19, rata-rata remitansi Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai USD 9.8 milir per tahun dalam kurun waktu 2015 hingga 2018. Remitansi pekerja migran Indonesia pada kuartal II di tahun 2022 mencapai USD 22 juta. Semakin menurunnya angka kelahiran di Korea Selatan akan berdampak pada pemerintah Korea Selatan membuka terus peluang kerja bagi para pekerja asing. Pekerja migran sendiri memiliki peran penting dalam perekonomian dunia, khususnya pada negara maju. Melalui pekerja migran di Korea Selatan akan meningkatkan produktivitas dan peningkatan konsumsi hingga pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan. Pada tahun berikutnya, terdapat perkiraan bahwa Korea Selatan akan terus membutuhkan hingga 4 juta pekerja migran pada tahun 2030 dalam rangka mempertahankan populasi usia kerja dan berfokus pada pemenuhan migran yang memiliki keterampilan tinggi (Kementerian KoorKementerian Koordinator Ekonomi Republik Indonesia, 2022).
Menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah Korea Selatan mengesahkan kebijakan sistem Employment Permit System (EPS). Sistem ini mulai dikenalkan pada 2004 untuk memberikan fasilitas terhadap pekerja asing dari negara-negara berkembang. Banyak pekerja migran berkontribusi di Korea Selatan dalam sektor manufaktur (pabrik kecil dan menegah), konstruksi (pembangunan infrastruktur), serta pertanian dan perikanan (dimana dalam sektor ini sangat terjadi kekurangan tenaga kerja lokal). Melalui pekerja asing, secara tidak langsung membantu menjaga stabilitas sektor-sektor ekonomi tersebut (Hanri dkk., 2023).
Disisi lain, di Korea Selatan jumlah keluarga multikultural semakin mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga berpeluang menciptakan perekonomian baru. Pasangan internasional ini, banyak berasal dari China, Vietnam, dan Filipina. Mereka banyak mendirikan restoran dan kafe internasional yang mengenalkan kuliner khas negara mereka terhadap masyarakat Korea Selatan. Sementara itu, mereka juga mendirikan toko kelontong dan impro produk asing. Dalam hal ini mereka melakukan pemenuhan kebutuhan komunitas multikultural dan menarik perhatian warga lokal terhadap produk-produk internasional. Melalui bisnis ini tidak hanya menambah kekayaan keberagaman ekonomi, namun juga mengenalkan budaya baru yang menarik bagi konsumen lokal.
Berkembangnya multikulturalisme ini memiliki potensi juga terhadap inovasi di Korea Selatan. Melalui banyaknya tenaga kerja asing dan profesional di bidang pendidikan, teknologi dan seni memberikan perspektif baru dalam meningkatkan daya saing industri kreatif yang mencakup industri hiburan, desain, dan kuliner. Disisi lain, juga dilakukan kolaborasi internasional dalam riset dan pengembangan, terutama pada sektor teknologi tinggi. Pemerintah Korea Selatan memiliki kesadaran atas peran komunitas multikultural yang sangat penting di dalam perekonomian, sehingga menyusun beberapa kebijakan mencakup (1) program pelatihan keterampilan, program ini memiliki sasaran yaitu pasangan internasional dan pekerja migram dalam rangka meningkatkan keterampilan kerja; (2) pemberian subsidi dan dukungan finansial terhadap keluarga multikultural, khususnya yang tinggal di daerah pedesaan; dan (3) promosi kewirausahaan, pada program ini pemerintah menyediakan kredit usaha kecil dan pelatihan bisnis terhadap imigran dan pasangan internasionalime.
Oleh: Tarisa Nabila A.
Further Reading:
Defi Ratna Putri & Anna Yulia Hartati. (2017). Faktor Penyebab Meningkatnya Pekerja Imigran Indonesia (PMI) di Korea Selatan Tahun 2017-2018. Kajian Hubungan Internasional, 1(2), 308–332.
Hanri, M., Sholihah, N. K., & Rizky, M. A. (2023). Tinjauan Penempatan Pekerja Migran Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global. Labor Market Brief, 4(3).
Kementerian KoorKementerian Koordinator EkonomiRepublik Indonesia. (2022, Agustus 22). Tingkatkan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Pemerintah Optimalkan Program Government to Government. Kementerian Koordinator Bidan Perekonomian Republik Indonesia. https://ekon.go.id/publikasi/detail/4457/tingkatkan-perlindungan-pekerja-migran-indonesia-pemerintah-optimalkan-program-government-to-government?utm_source=chatgpt.com