Apa jadinya jika permainan masa kecil yang penuh tawa berubah menjadi arena bertahan hidup yang mematikan? Inilah yang dihadirkan oleh Squid Game, sebuah serial drama Korea yang tayang di Netflix, yang tak hanya berhasil menarik perhatian dunia, tetapi juga memunculkan diskusi mendalam tentang isu sosial dan ekonomi. Dengan alur cerita yang mengisahkan tentang sekelompok orang yang mengalami kesulitan ekonomi. Namun, mereka mendapatkan tawaran menarik untuk bermain dalam sebuah game yang berhadiah jutaan uang.
Cerita Utama Squid Game
Serial ini mengisahkan tentang 456 orang yang terlilit utang yang diberikan kesempatan untuk melunasi dan memiliki kehidupan yang lebih baik, mereka akan mendapatkan hadiah sebesar 45,6 miliar won jika salah satu dari mereka berhasil menyelesaikan 6 babak permainan. Namun mereka tidak tahu akan terjadi hal tragis yang terjadi selama 6 babak ini akan berlangsung.
Squid Game banyak menjelaskan bagaimana kondisi dan situasi yang dialami oleh pemain yang menyebabkan mereka dapat masuk ke dalam permainan tersebut. Kisah-kisah yang terjadi pada pemain itu terlihat seperti nyata karena sering terjadi di kehidupan nyata.
Terlilit utang, dikejar-kejar oleh penagih hutang, dan konflik antar keluarga membuat serial ini terasa terhubung dengan penonton di berbagai dunia, dan terkhususnya di Indonesia.
Dari serial ini kita juga banyak melihat sifat asli dari manusia seperti licik, tamak, suka mengorbankan yang lemah, fokus menyelamatkan diri sendiri. Serial ini juga membuat para penonton merasa nostalgia dengan permainan yang dibawakan bertema permainan masa kecil.
Kritik Sosial yang Tajam

Serial Squid game ini tidak hanya sebuah serial yang menghiburkan, tetapi juga sekaligus serial yang memberikan kritik tajam terhadap kapitalisme dan kesenjangan sosial. Setiap permainan dalam serial ini menggambarkan realitas kompetisi ekonomi yang tidak adil, di mana yang lemah selalu menjadi korban dari yang kuat. Tema serial ini terasa sangat relevan dengan kehidupan di dunia nyata, terutama di negara Indonesia, di mana utang dan ketimpangan ekonomi menjadi masalah yang sangat akrab bagi Masyarakat.
Analisis Karakter Utama
Karakter dalam Squid Game memainkan peran kunci yang membuat cerita ini begitu menggugah emosi. Seong Gi-hun (No. 456) adalah protagonis utama yang mewakili individu biasa yang berjuang melawan tekanan hidup. Cho Sang-woo (No. 218), seorang mantan eksekutif cerdas, menjadi simbol bagaimana desperation dapat mengubah moral seseorang. Sementara itu, Kang Sae-byeok (No. 067), seorang pembelot dari Korea Utara, membawa perspektif unik tentang perjuangan hidup. Karakter-karakter ini menghadirkan dinamika yang menggambarkan berbagai sisi manusia: dari rasa kemanusiaan hingga keputusasaan yang membawa mereka pada keputusan sulit.

Visual yang Memukau dan Simbolisme
Daya tarik Squid Game tidak hanya terletak pada ceritanya, tetapi juga pada visual yang memikat. Warna-warna cerah seperti merah, hijau, dan biru pada kostum dan set permainan menciptakan kontras yang ironis dengan kegelapan tema cerita. Setiap elemen visual memiliki simbolisme, seperti lingkaran, segitiga, dan kotak yang digunakan oleh penjaga, yang melambangkan struktur hierarki. Penggunaan desain permainan tradisional yang dibuat ikonik, seperti Red Light, Green Light, tidak hanya menciptakan nostalgia tetapi juga menghadirkan rasa ngeri yang mendalam.
Penerimaan Penonton Indonesia
Di Indonesia, Squid Game menjadi fenomena yang sangat populer, terutama di kalangan remaja. Mereka tidak hanya menikmati cerita dan visual yang diberikan oleh serial ini, tetapi mereka juga berpatisipasi banyak dalam tren yang terinspirasi dari serial ini. Salah satu tren yang paling menonjol adalah tren cosplay, di mana para remaja memakai kostum dari penjaga yang menggunakan jaket merah dan topeng yang memiliki gambar segitiga, lingkaran dan kotak. Dan banyak juga remaja yang penasaran dengan Dalgona Candy, mereka mencoba membuat permen itu sendiri di rumah, dan bermain dengan jarum untuk memotongnya seperti pola yang ada di serial tersebut.
Tema utang dan tekanan ekonomi dalam serial ini sangat dekat dengan realitas banyak orang. Selain itu, permainan masa kecil yang diadaptasi dalam cerita juga membangkitkan nostalgia bagi penonton Indonesia, meskipun permainan tersebut berasal dari budaya Korea. Hal ini menunjukkan bagaimana cerita lokal dapat diterima secara global ketika pesan yang diangkat bersifat universal.