# Tags

REVIEW FILM ‘ILLANG: THE WOLF BRIGADE’

Illang: The Wolf Brigade merupakan film adaptasi Live-Action dari Anime populer tahun 1999 berjudul Jin-Roh: The Wolf Brigade dengan mengadopsi beberapa cerita yang sama. Persamaan diantara kedua film tersebut adalah keduanya mengambil premis dasar yang sama yaitu adanya unit khusus yang dikenal sebagai ‘Wolf Brigade’ serta bertugas tugas untuk mengatasi teroris dengan potensi ancaman tinggi terhadap keselamatan dan keamanan warga. Perbedaannya mencakup pada latar cerita yaitu  Film Illang: The Wolf Brigade memiliki latar belakang masa depan alternatif  yaitu penyatuan antara Korea Utara dan Korea Selatan sedangkan Jin-Roh: The Wolf Brigade bercerita tentang kerusuhan di Jepang dengan masa depan alternatif dekade 50an ketika Jepang kalah berperang dan terbagi menjadi dua negara terpisah.

Film dimulai dengan latar tahun 2029 ketika pemerintah Korea Utara dan Korea Selatan sepakat untuk menyatukan kedua negara menjadi satu di tengah-tengah kondisi geopolitik yang semakin memanas antara berbagai negara besar lainnya seperti Amerika, Rusia dan China. Akibat dari rencana reunifikasi tersebut berbagai negara menjatuhkan sanksi ekonomi berat terhadap Korea yang mengakibatkan kejatuhan negara tersebut kedalam krisis ekonomi parah. Sebelum reunifikasi diresmikan kedua negara bersepakat untuk menundanya demi masa persiapan selama 5 tahun meskipun mendapatkan tantangan dari kelompok radikal-ekstrimis bernama “SECT” yang menilai bahwa permasalahan dalam negeri terutama merosotnya kondisi perekonomian negara disebabkan oleh reunifikasi kedua negara tersebut.

Kelompok SECT memiliki berbagai persenjataan dan perlengkapan yang sangat berbahaya bahkan pihak kepolisian maupun militer reguler tidak memiliki kapasitas mumpuni dalam menghadapinya. Untuk melawan SECT maka pemerintah membentuk pasukan kepolisian khusus di bawah wewenang presiden disingkat CSPF (Capitol Special Police Force). Sayangnya setahun setelah dibentuknya pasukan khusus ini tragedi “Jumat Berdarah” terjadi ketika CSPF membebaskan daerah Gwacheon dari kendali SECT.

Sebanyak 15 gadis tak berdosa turut menjadi korban dalam tragedi tersebut dan berdampak terhadap kepercayaan masyarakat serta menuntut pemerintah untuk membubarkan CSPF agar tidak menimbulkan tragedi serupa. Pertempuran antara CSPF melawan SECT seperti tidak memiliki akhir dan memaksa mereka untuk menjadi ‘monster’ ditengah-tengah masa kerusuhan tersebut. CSPF tidak hanya bertarung melawan SECT namun mereka juga berkonflik dengan Department of Public Safety (DPF) demi memperebutkan kekuasaan dan wewenang untuk menghadapi SECT.

Sepanjang film kita disuguhkan dengan berbagai intrik, konflik, serta aksi yang menegangkan. Dimulai dari sang tokoh utama Im Joong Kyung ( diperankan oleh Kang Dong Won) yang mengalami trauma pasca misi terakhir mereka dalam menumpas SECT di markas mereka dan bertanggung jawab sebagai dalang kerusuhan saat demonstrasi penolakan terhadap unifikasi Korea, pertemuan sang tokoh utama dengan Lee Yon Hee ( diperankan oleh Han Hyo Joo) sebagai kakak dari seorang anak kecil dengan dugaan sebagai salah satu anggota SECT yang meledakkan diri di depan Im Joong Kyung ketika penyerbuan CSPF di markas SECT sehingga menimbulkan konflik emosional diantara keduanya, Lee Yon Hee yang memiliki niat dan maksud tersembunyi ketika mendekati Im Joong Kyung, hingga berbagai adegan pertarungan yang sangat menegangkan selama film. Film pun kemudian diakhiri dengan penyerbuan DPF  menuju area selokan bawah tanah demi menumpas habis CSPF dalam sebuah penyerangan besar-besaran.

Film ini menarik untuk ditonton karena menyajikan kombinasi sempurna antara sinematografi, aksi, plot cerita, serta pesan moral yang mendalam bagi para penonton. Moralitas antar berbagai tokoh yang berbeda seperti Im Joo Kyung yang masih dihantui oleh trauma setelah misi terakhirnya, Lee Yon Hee dengan misinya sendiri, intrik antara para petinggi CSPF dan DPF yang semakin memanas, hingga akhir film yang memerlukan interpretasi lebih lanjut oleh masing-masing penonton. Secara keseluruhan penyajian dalam film cukup baik meskipun alurnya tetap terasa terlalu cepat terutama bagi para audiens yang telah menonton Jin-Roh: The Wolf Brigade dan membandingkan keduanya. Saat ini film Illang: The Wolf Brigade juga ditayangkan di platform streaming Netflix yang mampu menjangkau lebih banyak penonton

REVIEW FILM ‘ILLANG: THE WOLF BRIGADE’

K-drama Review: Welcome to Waikiki

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *