# Tags
#Budaya #Ekonomi #K-Pop

Korean Wave Sebagai Pendorong Ekonomi Dan Simbol Multikulturalisme Di Era Globalisasi

Sumber foto: The Guardian

 

Perkembangan Korean Wave atau gelombang budaya Korea tidak hanya menjadi fenomena budaya global, tetapi juga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Korea Selatan. Fenomena ini berkembang pesat seiring dengan arus globalisasi yang mempermudah penyebaran informasi dan interaksi budaya antarnegara. Korean wave melakukan penjualan produk kebudayaan mencakup drama, musik, film, dan kebiasaan yang memadukan unsur tradisional dan modern di dalamnya (Mumtaza & Anshori, 2022). Keberhasilan penyebaran budaya Korea ke berbagai belahan dunia juga tidak lepas dari peran strategis pemerintah Korea Selatan dalam mendukung industri seni dan budaya. Sejak tahun 1980-an, pemerintah telah menerapkan kebijakan yang berfokus pada impor budaya asing untuk memperkaya kreativitas lokal, yang kemudian diintegrasikan ke dalam produk budaya khas Korea.

Krisis moneter yang melanda Korea Selatan pada tahun 1997 menjadi titik balik bagi pertumbuhan industri hiburan negara tersebut. Dengan meningkatnya biaya impor hiburan dari Amerika Serikat dan Jepang, para konglomerat Korea Selatan mulai menginvestasikan sumber daya mereka untuk memproduksi konten hiburan lokal yang lebih terjangkau. Hal ini mendorong pertumbuhan ekspor program televisi, film, dan musik, yang kemudian berkembang menjadi Korean Wave seperti yang dikenal saat ini. Pada tahun 1995, ekspor program televisi Korea mencapai $5,5 juta, dan jumlah ini meningkat tiga kali lipat menjadi $15,5 juta pada tahun 2007. Musik K-Pop, yang menjadi salah satu pilar utama Korean Wave, juga mendapatkan perhatian besar dari audiens global. Grup boyband H.O.T menjadi pengantar persebaran gelombang budaya Korea (Korean wave) yang dijadikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Korea Selatan untuk melakukan promosi produk hiburan Korea Selatan kepada masyarakat dunia, diikuti oleh generasi berikutnya seperti BTS dan NCT, yang kini memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi Korea Selatan (Mutiara Megantari Putri dkk., 2022).

Korean wave yang terus mengalami peningkatan hingga saat ini adalah Kpop dan Kdrama. Melalui kedua industri ini memberikan kontribusi besar, salah satu boygroup NCT yang saat ini memberikan kontribusi besar pada perekonomian negara melalui (1) penjualan produk musik dan merchandise, NCT dalam hal ini telah memberikan kontribusi mencapai $1,5 miliar pada tahun 2023 terhadap perekonomian Korea Selatan; (2) kontribusi melalui penjualan tiker dan pariwisata, pelaksanaan konser NCT sendiri dilakukan di dalam negeri hingga luar negeri yang menarik ribuan penggemar internasional. Bahkan, tidak sedikit penggemar internasional datang ke Korea Selatan untuk menonton konser NCT. Disisi lain, melalui NCT juga membuka banyak pengunjung dari mancanegara yang datang ke Korea Selatan yang didasarkan adanya ketertarikan terhadap budaya Korea sehingga mendorong pertumbuhan sektor pariwisatanya. Banyak wisatawan internasional tertarik untuk mengunjungi Korea Selatan setelah mengenal budaya negara ini melalui drama, musik, atau film. Ketertarikan ini tidak hanya terbatas pada hiburan, tetapi juga merambah ke produk-produk Korea seperti kosmetik, makanan, dan fesyen. Pemerintah Korea Selatan secara aktif memanfaatkan Korean Wave sebagai alat untuk meningkatkan daya tarik pariwisata dan merangsang pertumbuhan ekonomi. 

Namun, perkembangan pesat Korean Wave juga membawa tantangan tersendiri, khususnya dalam mengakomodasi keberagaman budaya yang muncul dari interaksi dengan audiens global. Multikulturalisme menjadi aspek penting dalam strategi keberlanjutan Korean Wave, mengingat bahwa popularitas budaya Korea telah menciptakan koneksi lintas budaya yang semakin erat. Sebagai jembatan budaya, Korean Wave tidak hanya memperkenalkan dunia pada tradisi dan modernitas Korea, tetapi juga memfasilitasi dialog antarbudaya. Dalam konteks ini, pemerintah Korea Selatan dan para pelaku industri memiliki peran besar dalam mempromosikan inklusi budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan konten multibahasa, mengembangkan layanan wisata yang ramah multikultural, serta menciptakan kolaborasi kreatif dengan negara lain.

Selain itu, multikulturalisme juga menjadi penting di dalam negeri Korea Selatan sendiri. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan dan pekerja asing, Korea Selatan menghadapi kebutuhan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan terbuka terhadap keberagaman. Korean Wave dapat menjadi alat untuk memperkuat toleransi budaya di dalam negeri, dengan cara mengedukasi masyarakat lokal tentang nilai-nilai multikulturalisme melalui media dan program budaya. Misalnya, drama Korea yang mencerminkan tema inklusi dan keberagaman dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menerima perbedaan. Pada saat yang sama, penggemar internasional yang berkunjung ke Korea Selatan juga dapat mengalami interaksi budaya yang lebih autentik melalui program pariwisata yang dirancang untuk mempertemukan budaya lokal dengan pengaruh global.

Dengan demikian, Korean Wave tidak hanya menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa, tetapi juga berperan sebagai katalisator bagi terciptanya masyarakat global yang lebih inklusif. Sebagai salah satu ekspor budaya paling sukses di dunia, Korean Wave terus berkembang tidak hanya sebagai alat promosi budaya, tetapi juga sebagai simbol kerjasama dan harmoni multikultural di era globalisasi.

 

Oleh: Puput Erinda

 

Further Reading:

Choirin Nisa’ Berliantika. (2022). Strategi Pemerintah Korea Selatan Dalam Ekspor Industri Kreatif Tahun 2016-2018. Journal of International Rlations, 8(3), 499–510.

Mumtaza, L., & Anshori, I. (2022). Dobrakan Korean Wave yang Berhasil Menghipnotis Dunia. Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya, 28(2), 49–55.

Mutiara Megantari Putri, Ika Riswanti Putranti, & Muhammad Faizal Alfian. (2022). Pengaruh Sm Entertainment Dalam Perkembangan Diplomasi Budaya Korea Selatan. Journal of International Rlations, 8(4), 834–852.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *