# Tags

KF-21 BOROMAE SEBAGAI ALAT POLITIK LUAR NEGERI KOREA SELATAN

 

Program Pengembangan KAI KF-21 ‘Boramae’ (memiliki arti “elang muda” atau “elang tempur” dalam bahasa Korea) telah dimulai semenjak tahun 2010 dengan melibatkan beberapa negara seperti Indonesia, Turki dan Korea Selatan di bawah perusahaan industri penerbangan lainnya seperti Lockheed Martin dan Korea Aerospace Industries (atau disingkat sebagai KAI) sebagai pihak pemenang tender. Proyek pengembangan KF-21 telah menarik minat angkatan udara dari berbagai negara seperti Filipina, Peru dan Polandia. Ide awal  dari pengembangan pesawat Jet Tempur oleh Korea Selatan pertama kali diutarakan pada tahun 2001 oleh Presiden Korea Selatan Kim Dae-Jung dalam sebuah acara wisuda kelulusan di Akademi Angkatan Udara Korea Selatan. Angkatan Udara Korea Selatan saat itu hanya mengandalkan pesawat tempur tua sebagai tulang punggung kekuatan di udara  sehingga perlu untuk mengembangkan pesawat tempur baru yang lebih mumpuni dalam menjaga wilayah udaranya. Pengembangan pesawat baru oleh Korea Selatan pada awalnya menimbulkan reaksi pro dan kontra dari banyak pihak yang merasa program pengembangan pesawat tersebut dinilai terlalu ambisius namun berbagai persyaratan pengembangan dan penelitian akhirnya ditentukan serta disetujui oleh Kepala Staff Gabungan Angk

atan Bersenjata Korea di tahun 2002. Setelah melalui berbagai penundaan dikarenakan kekurangan anggaran serta pengembangan selama bertahun-tahun akhirnya purwarupa pertama berhasil melalui tes penerbangan pertamanya pada tanggal 19 Juli 2022 dan disusul oleh 6 purwarupa lainnya di tanggal 28 Juni 2023.

Secara umum spesifikasi yang diharapkan dari KAI KF-21 yaitu memiliki kemampuan untuk melaksanakan berbagai misi dengan spesifikasi dan kapasitas diatas pesawat tempur generasi keempat seperti Dassault Rafale milik Prancis namun tidak melebihi pesawat tempur generasi kelima seperti F-35 Lighting asal Amerika Serikat. Spesifikasi yang ditawarkan oleh KF-21 juga digadang-gadang dapat berfungsi sebagai pesawat tempur multiperan dengan berbagai kapasitas yang ditingkatkan melebihi jet tempur milik Amerika Serikat. Harapannya pesawat tersebut sudah selesai dan memasuki tahap produksi massal pada tahun 2026 dengan ratusan unit pesawat yang telah dipesan sebelumnya oleh berbagai negara yang tertarik dengan pesawat tersebut. Ketika tahap produksi massal sudah dimulai maka nama resmi yang digunakan akan diubah menjadi F-33 Fighting Hawk.

Angkatan Udara Korea Selatan atau Republik of Korea Air Force (ROKAF) memiliki kekuatan udara yang patut diperhitungkan di kawasan Asia Timur dengan keberadaan F-35 Lightning serta berbagai pesawat tempur modern lainnya namun keberadaan KF-21 Boramae akan memberikan berbagai manfaat signifikan baik terhadap kekuatan udara ROKAF maupun terhadap politik luar negeri Korea Selatan. Beberapa manfaat dari pengembangan pesawat tempur modern bagi Korea Selatan yaitu mengurangi ketergantungan terhadap peralatan asing sehingga Korea Selatan memiliki kedaulatan atas peralatan tempurnya sendiri. Sebelumnya Korea Selatan mengandalkan produk-produk buatan Amerika Serikat dengan berbagai penyesuaian untuk memenuhi kebutuhan Korea Selatan seperti F-35 Lighting, KF-16 Fighting Falcon (versi modifikasi dari F-16), UH-60 Black Hawk, CH-47 Chinook, dan sebagainya. Produk alat tempur militer Korea Selatan memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara melalui penjualan produk mereka ke luar negeri.

Produk-produk peralatan militer Korea Selatan yang sukses diekspor ke negara lain juga beragam seperti K9 VIDAR yaitu artileri swagerak edisi ekspor untuk angkatan bersenjata Norwegia, K2 Black Panther yaitu tank tempur utama (MBT) yang diekspor untuk angkatan bersenjata Polandia, T-50 Golden Eagle yaitu jet latih ringan yang diekspor untuk Indonesia, serta berbagai produk Korea Selatan yang diekspor untuk negara-negara lainnya. Pesawat tempur baru milik Korea Selatan mampu meningkatkan kapasitas mereka dalam melawan ancaman dari negara lain di sekitarnya seperti Korea Utara yang memiliki senjata nuklir serta kekuatan militer yang tidak diketahui dan China dengan kuantitas militer mereka yang sangat besar. Proyek tersebut juga diharapkan akan menambah martabat dan wibawa Korea Selatan sebagai negara dengan kekuatan militer yang patut diperhitungkan di kawasan.

 

 

KF-21 BOROMAE SEBAGAI ALAT POLITIK LUAR NEGERI KOREA SELATAN

REVIEW FILM ‘ILLANG: THE WOLF BRIGADE’

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *