# Tags
#Budaya #Drama #Sosial

K-Drama sebagai Cermin Dinamika Sosial dan Nilai Budaya Korea

Sumber foto: Britanica
Sumber foto: Britanica

 

Industri hiburan Korea Selatan, terutama drama televisinya atau yang dikenal sebagai K-Drama, telah menjadi fenomena global dalam dua dekade terakhir. Popularitas K-Drama yang meluas bukan hanya didorong oleh alur cerita yang kuat dan sinematografi yang menarik, tetapi juga oleh kemampuannya menggambarkan realitas sosial dan nilai budaya Korea. Di balik kisah-kisah yang memikat hati penonton, K-Drama menawarkan wawasan mendalam tentang dinamika sosial dan budaya masyarakat Korea, menjadikannya cermin yang merefleksikan identitas bangsa tersebut.

Representasi Dinamika Sosial dalam K-Drama

K-Drama tidak hanya menyajikan cerita fiktif, tetapi juga berfungsi sebagai medium untuk menyoroti isu-isu sosial yang relevan. Misalnya, serial seperti “Itaewon Class” menggambarkan perjuangan melawan diskriminasi, ketidaksetaraan, dan cita-cita kewirausahaan. Tokoh utama dalam drama ini menghadapi berbagai rintangan, termasuk kesenjangan sosial dan keadilan yang sulit diraih, yang mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi masyarakat Korea (Kadir et al., 2023).

Selain itu, K-Drama sering membahas masalah keluarga, tekanan akademik, dan budaya kompetitif yang kuat di Korea Selatan. Serial seperti “Sky Castle” memperlihatkan obsesi orang tua untuk memasukkan anak-anak mereka ke universitas top, sebuah fenomena yang sangat nyata dalam masyarakat Korea. Dengan cara ini, K-Drama menjadi alat untuk mengkritik sistem sosial sambil menyentuh emosi penonton.

K-Drama juga tidak menghindari isu-isu tabu, seperti kesehatan mental, yang masih memiliki stigma di banyak negara Asia, termasuk Korea Selatan. “It’s Okay to Not Be Okay” adalah salah satu drama yang dengan indah menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dan tantangan yang dihadapi oleh mereka yang menderita gangguan psikologis. Dengan memasukkan tema-tema ini, K-Drama membantu meningkatkan kesadaran sosial dan mendorong diskusi yang lebih luas(Khotimah & Ula, 2023).

Nilai Budaya Korea dalam K-Drama

K-Drama juga dikenal sebagai jendela untuk memahami budaya Korea yang kaya dan beragam. Salah satu aspek utama yang ditonjolkan adalah pentingnya nilai keluarga. Hubungan antara anggota keluarga, baik hubungan yang harmonis maupun konflik, sering menjadi inti dari cerita K-Drama. Dalam serial seperti “Reply 1988”, ikatan antar keluarga

dan tetangga ditampilkan dengan penuh kehangatan, menyoroti nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih dijunjung tinggi (Yuliawan & Subakti, 2022).

Selain itu, K-Drama banyak menampilkan ritual budaya Korea, seperti upacara pernikahan tradisional, festival, dan makanan khas. Misalnya, makanan seperti kimchi, bibimbap, dan tteokbokki sering muncul dalam adegan, menjadi bagian dari cerita sekaligus memperkenalkan budaya kuliner Korea kepada penonton internasional. Elemen-elemen ini membantu menciptakan rasa autentik dan memberikan pengalaman budaya yang kaya kepada pemirsa.

Konsep jeong, yang merujuk pada hubungan emosional mendalam antar individu, juga sering menjadi inti cerita K-Drama. Dalam “Hospital Playlist”, misalnya, persahabatan yang kuat di antara karakter utama mencerminkan nilai jeong yang menjadi pondasi dalam banyak hubungan di Korea. Nilai ini memperlihatkan betapa pentingnya empati dan solidaritas dalam budaya Korea.

 Cerminan Realitas Gender dan Feminisme

Dalam beberapa tahun terakhir, K-Drama telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam representasi gender. Stereotip tradisional tentang peran perempuan sebagai tokoh lemah atau penurut mulai bergeser dengan hadirnya karakter-karakter perempuan yang kuat dan mandiri. Drama seperti “Hotel Del Luna” dan “Crash Landing on You” menghadirkan tokoh perempuan yang memegang kendali atas hidup mereka, baik dalam konteks profesional maupun personal.

Namun, meskipun terdapat kemajuan, isu seksisme dan ketidaksetaraan gender masih sering menjadi tema yang relevan. Drama seperti “Misaeng” dan “She Was Pretty” menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan di tempat kerja, mencerminkan realitas banyak wanita Korea yang masih menghadapi kesenjangan gender dalam karir mereka. Dengan menampilkan isu ini, K-Drama tidak hanya mencerminkan kenyataan, tetapi juga memicu diskusi tentang bagaimana nilai dan struktur gender dapat berkembang (Tumiwa et al., 2024).

 Peningkatan Pengaruh Budaya Global

K-Drama juga berfungsi sebagai alat diplomasi budaya yang memperkenalkan Korea kepada dunia. Melalui drama seperti “Goblin” dan “Descendants of the Sun”, penonton global terpapar pada berbagai aspek budaya Korea, dari bahasa, pakaian, hingga gaya hidup modern di tengah keindahan kota-kota seperti Seoul dan Busan. Hal ini berkontribusi pada pertumbuhan hallyu atau gelombang Korea, yang mencakup musik, film, dan model Korea (Putri et al., 2019).

Keberhasilan K-Drama juga telah membentuk pandangan internasional tentang Korea sebagai negara yang modern tetapi tetap mempertahankan akar budayanya. Kesuksesan ini menciptakan dampak ekonomi yang signifikan, termasuk peningkatan pariwisata dan ekspor budaya yang menjadi salah satu andalan ekonomi kreatif Korea Selatan.

 Kritik terhadap Realisme K-Drama

Meskipun K-Drama menawarkan gambaran yang menarik tentang budaya dan dinamika sosial Korea, beberapa kritikus menyebut bahwa mereka sering kali meng idealisasi kehidupan sehari-hari. Kehidupan karakter sering digambarkan dengan latar belakang yang glamor, penuh dengan kostum mewah, lokasi megah, dan cerita cinta yang hampir sempurna. Realitas masyarakat Korea yang lebih kompleks, seperti kesenjangan pendapatan, tekanan pekerjaan, dan kurangnya sistem kesejahteraan yang cukup, terkadang tidak cukup dieksplorasi(Fitri, 2024).

Namun demikian, hal ini tidak mengurangi peran penting K-Drama dalam mempengaruhi pandangan dunia terhadap Korea. Bahkan dengan kekurangan tersebut, K-Drama berhasil menghadirkan berbagai sudut pandang yang memikat penonton dan memprovokasi pemikiran kritis tentang isu-isu sosial.

Penutup

Sebagai media hiburan sekaligus instrumen refleksi sosial dan budaya, K-Drama memiliki peran yang sangat signifikan. Drama-drama ini bukan hanya hiburan semata, tetapi juga menggambarkan nilai-nilai masyarakat Korea, membahas isu-isu sosial yang relevan, dan memperkenalkan budaya Korea kepada audiens global.

Dalam dunia yang semakin terhubung, K-Drama tidak hanya menyatukan penonton dari berbagai latar belakang, tetapi juga mempromosikan dialog lintas budaya. Dengan terus berkembangnya genre ini, KDrama memiliki potensi besar untuk menjadi platform yang lebih inklusif dan reflektif, memberikan gambaran yang semakin kaya tentang kehidupan dan nilai-nilai masyarakat Korea yang dinamis.

 

Oleh: Dea Bilqis Ohoitenan

 

Further Reading:

Fitri, A. K. W. (2024). Kritik Sosial Dalam Sebuah Karya Sastra: Analisis Tentang Pertentangan Kelas Sosial Dalam Drama Korea “The Glory.” Jurnal PUBLIQUE, 5(1), 45–64. https://doi.org/10.15642/publique.2024.5.1.45-64

Kadir, I. A., Kelibay, I., & Refra, M. S. (2023). Persepsi Penggemar Drama Korea Terhadap Budaya Korea: Studi Kasus Komunitas X @Kdrama_Menfess. Jurnal Noken: Ilmu-Ilmu Sosial, 9(1), 1–10. https://doi.org/10.33506/jn.v8i2.2444

Khotimah, K., & Ula, D. M. (2023). DINAMIKA SOSIAL REMAJA: KAJIAN SENSIVITAS KESEHATAN MENTAL REMAJA TERHADAP DRAMA KOREA YANG MENUTUP BATASAN SOSIAL DI KABUPATEN MALANG.

Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 01(11), 40–50.

Putri, I. P., Liany, F. D. P., & Nuraeni, R. (2019). K-Drama dan Penyebaran Korean Wave di Indonesia. ProTVF, 3(1), 68. https://doi.org/10.24198/ptvf.v3i1.20940

Tumiwa, V., Batubara, M. Z., Stephani, G., Sembiring, L. A., & Novelitina, J. (2024). Gejolak Budaya Korea Melalui K-Pop Dan Drama Korea Terhadap Kehidupan

Mahasiswa Universitas Palangka Raya. JISPAR: Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Pemerintahan, 13(1), 302–311.

Yuliawan, B. A. P., & Subakti, G. E. (2022). Pengaruh Fenomena Korean Wave (K-Pop dan K-Drama) Terhadap Perilaku Konsumtif Penggemarnya Perspektif Islam.

Jurnal Penelitian Keislaman, 18(01), 35–48.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *