# Tags
#Budaya #Kuliner

Miyeok Guk: Tradisi Sup Rumput Laut dalam Perayaan Ulang Tahun Korea

 

Sumber foto: Haibunda
Sumber foto: Haibunda

 

Dalam budaya Korea, perayaan ulang tahun memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan perayaan ulang tahun di negara lain. Selain ritual umum seperti meniup lilin dan memotong kue, terdapat tradisi khas yang telah mengakar kuat dalam masyarakat Korea, yaitu mengonsumsi sup rumput laut atau yang dikenal dengan nama “miyeok guk” (미역국) pada hari ulang tahun. Tradisi ini bukan sekadar kebiasaan makan biasa, melainkan memiliki makna yang sangat mendalam dan telah dilakukan secara turun-temurun selama berabad-abad.

Awal mula tradisi makan sup rumput laut saat ulang tahun berakar dari kebiasaan para ibu yang baru melahirkan di Korea. Setelah melahirkan, para ibu diharuskan mengonsumsi sup rumput laut karena kandungan nutrisinya yang tinggi, khususnya yodium dan kalsium, yang sangat baik untuk pemulihan pasca melahirkan dan produksi ASI. Rumput laut juga kaya akan zat besi yang membantu mengganti darah yang hilang selama proses persalinan. Karena sup ini dikonsumsi oleh ibu setelah melahirkan, masyarakat Korea kemudian mengaitkannya dengan momen kelahiran, yang akhirnya berkembang menjadi tradisi untuk mengonsumsi sup yang sama pada hari ulang tahun sebagai bentuk penghormatan kepada ibu yang telah berjuang melahirkan kita ke dunia.

Dalam budaya Korea, kepercayaan tentang rumput laut memiliki kaitan yang sangat erat dan mendalam dengan proses kehamilan dan kelahiran. Legenda kuno Korea menceritakan kisah menarik tentang para putri duyung yang memberikan rumput laut sebagai hadiah istimewa kepada para ibu yang akan melahirkan. Kepercayaan ini telah tertanam kuat dalam tradisi masyarakat Korea selama berabad-abad, menciptakan hubungan spiritual yang unik antara rumput laut dengan momen sakral kelahiran. Para ibu hamil di Korea secara tradisional sangat memperhatikan konsumsi rumput laut selama masa kehamilan mereka, karena dipercaya memiliki kekuatan magis yang dapat membawa berbagai manfaat positif. Mereka meyakini bahwa mengonsumsi rumput laut secara teratur selama kehamilan dapat memperlancar proses persalinan, seolah-olah rumput laut memiliki kekuatan mistis yang membantu bayi untuk lahir dengan lebih mudah. Selain itu, terdapat kepercayaan kuat bahwa rumput laut dapat membawa keberuntungan bagi bayi yang akan lahir, seakan-akan nutrisi dan energi spiritual dari rumput laut dapat ditransfer langsung kepada janin yang sedang berkembang. Masyarakat Korea juga percaya bahwa rumput laut memberikan semacam perlindungan spiritual bagi ibu dan bayi, menciptakan selubung tak terlihat yang melindungi keduanya dari energi negatif selama masa kehamilan yang rentan. Para ibu hamil di Korea sering mengonsumsi rumput laut dalam berbagai bentuk, mulai dari sup hingga camilan kering, dengan harapan mendapatkan berkah dan manfaat spiritual maupun fisik dari makanan laut yang dianggap sakral ini. Bahkan setelah melahirkan, tradisi mengonsumsi rumput laut terus berlanjut dengan sup miyeok guk yang wajib dikonsumsi selama masa pemulihan, menggambarkan bagaimana kepercayaan tentang kekuatan rumput laut ini menjadi bagian tak terpisahkan dari siklus kehamilan dan kelahiran dalam budaya Korea. Kepercayaan-kepercayaan ini tetap dipegang teguh hingga era modern, meskipun pemahaman ilmiah tentang nutrisi rumput laut telah berkembang, menunjukkan bagaimana tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan dalam konteks budaya Korea.

Dalam konteks budaya Korea, miyeok guk memiliki makna filosofis yang dalam. Mengonsumsi miyeok guk pada hari ulang tahun merupakan bentuk penghormatan dan ungkapan terima kasih kepada ibu, mengingatkan setiap orang Korea akan pengorbanan dan kasih sayang ibu mereka, khususnya selama masa kehamilan dan persalinan. Rumput laut yang mengambang di dalam sup dianggap menyerupai bayi yang berenang dalam rahim ibu, menjadikannya simbol kehidupan dan kelahiran kembali. Masyarakat Korea juga percaya bahwa mengonsumsi miyeok guk di hari ulang tahun akan membawa keberuntungan untuk tahun mendatang. Dari segi penyajian, miyeok guk tradisional dibuat dengan bahan-bahan berkualitas tinggi. Rumput laut yang digunakan adalah jenis wakame yang dikeringkan, kemudian direndam hingga mengembang. Sup ini biasanya dimasak dengan kaldu daging sapi atau seafood, ditambah dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, kecap asin Korea, dan minyak wijen yang memberikan aroma khas. Kandungan nutrisi dalam miyeok guk sangat beragam dan bermanfaat bagi kesehatan, termasuk yodium untuk kesehatan tiroid, kalsium untuk kesehatan tulang, zat besi untuk pembentukan sel darah merah, vitamin B12 untuk sistem saraf, serta serat untuk kesehatan pencernaan.

Di era modern ini, meskipun terpapar berbagai pengaruh globalisasi, tradisi makan miyeok guk tetap terjaga kuat di Korea Selatan. Restoran-restoran Korea, baik di dalam maupun luar negeri, sering menawarkan miyeok guk gratis bagi pelanggan yang berulang tahun, menunjukkan bagaimana tradisi kuliner ini tetap relevan dan dihargai. Generasi muda Korea pun tetap mempertahankan tradisi ini, bahkan banyak dari mereka yang membagikan momen makan miyeok guk di media sosial pada hari ulang tahun mereka, memperlihatkan bagaimana tradisi ini beradaptasi dengan era digital. Tradisi makan miyeok guk pada hari ulang tahun merupakan cerminan indah dari budaya Korea yang sangat menghargai ikatan keluarga, khususnya hubungan antara ibu dan anak. Lebih dari sekadar hidangan, sup ini membawa makna mendalam tentang kehidupan, kelahiran, dan rasa syukur. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang kuat, bertahannya tradisi ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai budaya tradisional tetap relevan dalam kehidupan kontemporer, sambil terus mengingatkan generasi baru akan akar budaya mereka yang berharga.

 

Oleh: Dyska Amelia
Miyeok Guk: Tradisi Sup Rumput Laut dalam Perayaan Ulang Tahun Korea

Tren International Couple

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *