# Tags

Asal Usul Army Stew: Dari Bahan Sisa Makanan ke Santapan Kuliner Lokal

Ketika kalian bisa imajinasikan diri kalian di Korea dan kebetulan musim dingin pasti di benak kalian makanan yang cocok menemani kita baik ramyeon, Tteokbokki, Kimchi Jigae dsb. Tapi apakah kalian tahu bahwa ada juga guys makanan yang berkuah dan tentunya gak kalah dengan makanan yang telah disebutkan tadi? Betul, namanya Buddae Jiggae ya teman-teman! 

Korea Selatan memiliki makanan berkuahnya yang khas yaitu Budaejjigae atau yang lebih familiar nya disebut sebagai Army Stew ini yang berisikan Kimchi, Ham atau biasanya disubstitusikan Spam (untuk yang halal biasanya disubstitusikan jadi daging ayam), Mie instan, Kacang kaleng, sosis kecil, sayuran sesuai selera dsb. Terdengar enak ya! Namun, Kalau Chingudeul memperhatikan deh, komposisi bahannya pasti agak aneh ya apalagi kita lihat budaejjigae ini berbeda banget daripada kuliner-kuliner khas Korea Selatan lainnya. Karena kalau dilihat di komposisi itu kombinasi yang tidak biasa di kuliner khas Korea. Tapi, guys apakah kalian tahu? Sebenarnya santapan kuliner lokal yang unik ini memiliki sejarah yang tidak terduga karena keterlibatannya pada perang. 

Keterbatasan Pangan menjadi Sebuah Inovasi Pangan

Perang Korea merupakan salah satu bentuk proxy war dari Korea Selatan yang dibantui oleh pihak Amerika Serikat sedangkan Korea Utara yang dibantui oleh pihak Uni Soviet. Perang yang berdurasi 3 tahun dari 1950 hingga 1953 ini pun tentunya berdampak berat pada masyarakat sekitar Korea Selatan. Salah satunya apa? Betul ya! Sesuai judul yaitu keterbatasan pangan. Sehingga dari itu, masyarakat lokal mencari sumber makanan. Pada perjuangan mencari pangan, beredarnya desas desus bahwa tentara Amerika Serikat mempunyai stok makanan yang cukup banyak dan jika tersisa akan dibuang. Sehingga akibat menerima informasi tersebut,  mereka mulai menjelajahi instalasi tentara Amerika Serikat. Dengan didorong amarah yang disebabkan kelaparan, warga Korea Selatan pada saat itu nekat juga menulusuri makanan sisa yang masih dapat dikonsumsi. Setelah dari Scavanger Hut yang warga Korea Selatan lakukan, mereka berhasil mengambil kantong sampah yang berisikan makanan sisa. Dari makanan sisa tersebut, mereka juga mengumpulkan beberapa bahan yang mereka miliki pada saat itu dan dijadikan sebuah stew.  Dulu nama stew ini belum dinamakan Buddae Jiggae ataupun Army Stew namun, dinamakan Piggy Porridge atau ggulgguri juk. Mengapa demikian? Karena diingat kembali ya teman-teman bahwa stew ini masih berasal dari makanan sisa dari kantong sampah sehingga di stew ini ada kombinasi beberapa bahan yang dapat dikonsumsi ada pun juga yang tidak menggunggah selera sama sekali seperti putung rokok. Tapi kita coba posisikan diri kita pada saat itu teman-teman daripada kelaparan ya jadi harus makan dong!

Army Stew di Era Modern 

Tapi teman-teman, walaupun pada saat itu Korea Army Stew atau Buddae Jiggae ini diciptakan guna untuk bertahan hidup. Buddae Jigae ini secara tidak langsung menyatakan simbol ketangguhan dan kebersamaan warga Korea Selatan maka dari itu, makanan ini menjadi sebuah peringatan bagi warga Korea Selatan pada saat krisis pangan serta ketangguhan dan kebersamaan nya yang menyatukan dan memberikan motivasi bagi warga Korea Selatan. Pada era modern ini, Buddae Jiggae ini tidak hanya menjadi santapan kuliner di Korea Selatan saja. Namun, Buddae Jiggae ini sudah merajarela pada restoran di seluruh dunia. Tidak itu saja, sekarang Buddae Jiggae tidak perlu mempersiapkan banyak. Terutama buat teman-teman yang malas gerak, buddae Jiggae sekarang sudah ada versi instan nya nih! Kok bisa? Ini dikarenakan pada masa social distancing. Buat yang dikarantina di Korea Selatan, mereka dikasih pemerintah Korea Selatan makanan-makanan instan yang berkolaborasi juga dengan petani-petani sekitar. Maka dari itu, dimanapun dan kapanpun teman-teman makan Buddae Jiggae, Buddae Jiggae tidak hanya sebagai santapan kuliner khas Korea Selatan saja. Namun, sebagai simbol kehangatan serta rangkaian simbol yang terbentuk dari ketangguhan warga Korea Selatan mengatasi krisis pangan, hingga simbol kekeluargaan serta kebersamaan warga Korea Selatan yang bergabung menjadi satu keselarasan yang bakal menurun ke generasi selanjutnya.

 

Oleh: Khayla Chintia Bilbina

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *