# Tags
#Budaya #Sosial

Perhitungan Usia di Korea Selatan: Tradisi dan Perubahan Modern

Sumber foto: Office Holidays

 

Perhitungan usia seseorang di Korea Selatan memiliki perbedaan yang cukup unik dibandingkan dengan sistem yang diterapkan di sebagian besar negara lain. Sistem ini sering menjadi topik menarik karena melibatkan aspek budaya dan tradisi yang telah ada selama berabad-abad. Dalam artikel ini, kita akan membahas dua poin utama yaitu cara kerja sistem perhitungan usia tradisional di Korea Selatan, serta bagaimana perubahan modern dan reformasi hukum memengaruhi sistem tersebut.

Sistem Perhitungan Usia Tradisional di Korea Selatan

Salah satu ciri khas sistem tradisional di Korea Selatan adalah konsep “usia Korea” (Korean Age). Dalam sistem ini, seseorang dianggap berusia satu tahun saat lahir, dan setiap orang bertambah usia pada awal tahun baru, bukan pada hari ulang tahunnya. Sebagai contoh, jika seorang bayi lahir pada bulan Desember, maka pada tanggal 1 Januari berikutnya, ia sudah dianggap berusia dua tahun meskipun secara biologis baru berusia beberapa minggu.

Sistem ini berasal dari pengaruh budaya Tiongkok kuno, di mana penanggalan yang berdasarkan kalender lunar memainkan peran penting. Dalam tradisi ini, tahun kelahiran seseorang dipandang sebagai bagian dari usianya, sehingga usia seseorang selalu lebih besar satu hingga dua tahun dibandingkan dengan usia biologisnya. Sistem ini juga terkait erat dengan penghormatan terhadap senioritas dalam budaya Korea, di mana usia menjadi indikator penting dalam menentukan cara berbicara, berperilaku, dan menjalin hubungan sosial.

Tradisi ini juga mencerminkan pandangan masyarakat Korea Selatan terhadap waktu dan kehidupan. Bagi banyak orang, penambahan usia setiap awal tahun baru menciptakan rasa kebersamaan, karena seluruh masyarakat merayakan “ulang tahun” secara kolektif. Namun, aspek ini juga memunculkan perdebatan, terutama bagi generasi muda yang cenderung mempertanyakan relevansi sistem ini dalam dunia yang semakin terhubung secara global.

Tantangan dan Ketidakpraktisan di Era Modern

Meskipun sistem usia Korea memiliki nilai budaya yang cukup kuat, tidak dapat disangkal bahwa sistem ini juga dapat menimbulkan kebingungan, terutama di era modern yang semakin global. Dalam banyak situasi internasional, seperti pembuatan paspor, kontrak kerja, atau pendaftaran sekolah, usia yang digunakan adalah usia internasional (International Age), yaitu berdasarkan ulang tahun yang sebenarnya.

Selain itu, sistem ini juga dapat menimbulkan ketidak praktisan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, orang Korea sering kali hars menjelaskan perbedaan antara usia Korea dan usia internasional mereka ketika berinteraksi dengan orang asing. Di sisi lain, dalam negeri sendiri, hal ini bisa menciptakan kesalahpahaman administratif, seperti dalam proses hukum atau kebijakan publik yang memerlukan kejelasan usia.

Tantangan lainnya adalah perbedaan usia yang dapat memengaruhi psikologi individu. Beberapa orang merasa bahwa mereka terlihat “lebih tua” ketika menggunakan usia Korea, terutama saat membandingkan diri mereka dengan orang-orang dari negara lain yang menggunakan usia internasional. Hal ini dapat memengaruhi bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dalam konteks sosial dan profesional.

Reformasi Sistem Perhitungan Usia

Pada Desember 2022 lalu, pemerintah Korea Selatan mengumumkan langkah besar untuk menyederhanakan sistem perhitungan usia. Mulai Juni 2023, semua dokumen resmi dan hukum di Korea Selatan akan menggunakan usia internasional sebagai standar. Keputusan ini diambil untuk mengurangi kebingungan administratif dan meningkatkan konsistensi dalam kehidupan masyarakat.

Reformasi ini diterima dengan baik oleh banyak pihak, terutama generasi muda yang cenderung lebih mendukung kemodernan. Namun, ada juga yang menganggap bahwa perubahan ini bisa mengurangi elemen budaya khas dari Korea. Bagi sebagian orang, sistem usia tradisional merupakan komponen penting dari identitas nasional dan cara mereka memahami interaksi sosial.

Di sisi lain, reformasi ini juga dianggap sebagai langkah progresif untuk menyelaraskan Korea Selatan dengan standar internasional. Dengan penerapan usia internasional, diharapkan bahwa interaksi global, baik dalam dunia bisnis maupun hubungan antarnegara, bisa menjadi lebih sederhana dan bebas dari kesalahpahaman.

Perhitungan usia di Korea Selatan mencerminkan bagaimana budaya dan tradisi dapat mempengaruhi aspek kehidupan sehari-hari. Sistem usia Korea, meskipun unik dan sarat dengan makna budaya, menghadapi tantangan di era modern yang memerlukan keseragaman dan efisiensi. Dengan adanya reformasi untuk mengadopsi usia internasional sebagai standar resmi, Korea Selatan menunjukkan usaha untuk menyeimbangkan tradisi dan kebutuhan masyarakat modern.

Bagaimanapun, perubahan ini mengajarkan kita mengenai pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi dinamika global, sembari menghargai warisan budaya yang telah membentuk identitas sebuah bangsa. Apakah tradisi usia Korea akan tetap hidup dalam ingatan masyarakat meskipun tidak lagi dipakai secara resmi?. Namun, yang jelas, langkah ini menegaskan bahwa Korea Selatan adalah negara yang mampu beradaptasi tanpa melupakan akar budayanya. Transformasi semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang juga menghadapi dilema antara mempertahankan tradisi dan memenuhi tuntutan dunia modern.

 

Oleh: Rindang Ayu Segari

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *