# Tags
#Budaya #K-Pop

K-Pop dan K-Drama: Diplomasi Budaya yang Menghubungkan Dunia

Sumber foto: The Hollywood Reporter

Ketika musik dan cerita menjadi jembatan, K-Pop dan K-Drama merangkul dunia, menghapuskan batas antar negara melalui rasa dan cerita yang universal

Peran K-Pop dan Drama Korea dalam Diplomasi Budaya Global

Diplomasi budaya adalah salah satu alat paling efektif dalam membangun hubungan internasional yang harmonis dan memperkuat posisi suatu negara di dunia. Dalam konteks ini, Korea Selatan telah memanfaatkan budaya populernya sebagai alat diplomasi, dengan K-Pop dan drama Korea (K-drama) menjadi pilar utama gelombang budaya yang dikenal sebagai Hallyu atau Korean Wave. Peran kedua elemen ini tidak hanya terbatas pada hiburan, tetapi juga telah memberikan dampak signifikan pada hubungan diplomasi, ekonomi, dan citra internasional Korea Selatan (Jung, 2015).

Lahirnya Hallyu sebagai Fenomena Global

Hallyu dimulai pada akhir 1990-an ketika drama Korea seperti Winter Sonata dan Autumn in My Heart mulai menarik perhatian di negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Cina. Gelombang ini semakin meluas dengan berkembangnya musik pop Korea atau K-Pop, yang membawa elemen budaya Korea ke berbagai belahan dunia (Oktaviani & Pramadya, 2021).

Keberhasilan Hallyu tidak lepas dari inovasi dalam konten dan pemasaran. Agensi hiburan di Korea Selatan mengintegrasikan produksi yang berkualitas tinggi, koreografi menarik, dan visual estetik untuk menciptakan karya yang menghibur audiens global. Penggunaan platform digital, seperti YouTube, Spotify, dan media sosial, turut mempermudah distribusi konten ini ke seluruh penjuru dunia.

K-Pop sebagai Alat Diplomasi Budaya

K-Pop adalah salah satu elemen paling mencolok dari diplomasi budaya Korea Selatan. Grup-grup seperti BTS, BLACKPINK, EXO, dan TWICE telah membawa musik Korea ke panggung global, mendapatkan jutaan penggemar di berbagai negara. Fenomena ini tidak hanya meningkatkan kesadaran global terhadap budaya Korea tetapi juga menciptakan hubungan emosional antara Korea Selatan dan para penggemarnya (Sri Yenti et al., 2022).

BTS, sebagai contoh, tidak hanya memimpin tangga lagu internasional, tetapi juga berkontribusi dalam isu-isu global. Grup ini diundang untuk berbicara di PBB mengenai isu pemberdayaan kaum muda, menyampaikan pesan tentang pentingnya mencintai diri sendiri dan berani bermimpi. Kehadiran BTS di forum internasional ini menunjukkan bagaimana K-Pop dapat menjadi jembatan dalam menyampaikan pesan-pesan diplomasi dan nilai-nilai budaya Korea (Angesti & Purnama, 2024).

Drama Korea: Menciptakan Koneksi Melalui Cerita

Selain K-Pop, K-drama memiliki peran besar dalam membentuk citra Korea Selatan di mata dunia. Drama seperti Crash Landing on You, Goblin, dan Squid Game telah mendapatkan popularitas internasional, memecahkan rekor penayangan di platform seperti Netflix. Drama ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga memperkenalkan tradisi, makanan, dan gaya hidup masyarakat Korea kepada audiens globa (Angesti & Purnama, 2024)l.

K-drama sering kali menyisipkan nilai-nilai budaya Korea seperti hormat kepada keluarga, kerja keras, dan persahabatan yang mendalam. Selain itu, drama ini juga menyentuh isu-isu sosial seperti kesenjangan ekonomi, pentingnya pendidikan, dan perjuangan untuk kesetaraan gender, menjadikannya relevan bagi berbagai penonton di seluruh dunia.

Keberhasilan K-drama juga membuka pintu bagi lebih banyak produksi internasional untuk bekerja sama dengan Korea Selatan, memperluas pengaruh budaya dan ekonomi negara tersebut.

Pengaruh Diplomasi Budaya terhadap Citra Korea Selatan

Kehadiran K-Pop dan K-drama telah membantu Korea Selatan membangun citra sebagai negara yang dinamis, modern, dan kreatif. Banyak orang di seluruh dunia yang mulai tertarik untuk mempelajari bahasa Korea, menjelajahi kuliner tradisional, dan memahami sejarah Korea berkat paparan budaya melalui musik dan drama ini (Timbuleng & Hanan, 2023).

Program seperti Institut King Sejong yang menawarkan kursus bahasa Korea di berbagai negara semakin populer, mencerminkan antusiasme global terhadap budaya Korea. Kenaikan permintaan terhadap produk-produk Korea, seperti kosmetik K-beauty dan makanan khas seperti kimchi dan tteokbokki, juga mencerminkan bagaimana diplomasi budaya memengaruhi aspek ekonomi.

Tantangan dalam Membangun Diplomasi Budaya

Meskipun keberhasilan Hallyu sangat besar, ada tantangan yang harus dihadapi. Korea Selatan harus menjaga kualitas produksi dan inovasi untuk mempertahankan daya tarik globalnya. Selain itu, kritik terhadap industri hiburan Korea Selatan, seperti tekanan kerja berlebihan pada idol K-Pop dan eksploitasi dalam industri, dapat memengaruhi citra positif negara ini.

Tantangan lainnya adalah bagaimana Korea Selatan menangani isu politik dan sejarah yang mungkin memengaruhi hubungan dengan negara lain. Contohnya, beberapa negara mengkritik drama Korea yang dianggap menyudutkan budaya mereka atau menyinggung isu sensitif. Korea Selatan harus menjaga keseimbangan antara diplomasi budaya dan sensitivitas geopolitik.

Masa Depan Diplomasi Budaya Korea Selatan

Dengan teknologi digital yang terus berkembang, Korea Selatan memiliki peluang besar untuk memperluas diplomasi budayanya. Peningkatan produksi konten lintas budaya, kolaborasi dengan negara lain, dan penekanan pada nilai-nilai universal dapat membantu memperkuat posisinya di panggung internasional (Jung, 2015).

Selain itu, diversifikasi konten Hallyu dapat menjadi langkah strategis. Memperluas representasi isu dan latar budaya Korea Selatan yang lebih beragam dapat memberikan dimensi baru bagi penonton global. Pemerintah Korea Selatan juga perlu terus mendukung industri hiburan dengan kebijakan yang memfasilitasi pertumbuhan dan menjaga kesejahteraan para pekerja kreatif.

Kesimpulan

K-Pop dan K-drama telah membuktikan diri sebagai alat diplomasi budaya yang efektif, membawa Korea Selatan ke garda depan budaya populer global. Pengaruh mereka melampaui hiburan, menciptakan koneksi emosional, meningkatkan ekonomi, dan membangun citra positif Korea Selatan di mata dunia.

Dengan terus berinovasi dan menghadapi tantangan dengan bijak, Korea Selatan dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam diplomasi budaya global, memperluas dampak Hallyu di dunia, dan membawa pesan harmoni budaya yang mendalam kepada komunitas internasional.

 

Oleh: Ni Komang Dea Ngaji Widiastra Ningsih

 

Further Reading:

Angesti, A. R., & Purnama, C. (2024). Diplomasi Budaya Korea Selatan Melalui Grup Idola K-Pop Terhadap Publik Indonesia Pada Tahun 2020-2022. Padjadjaran Journal of International Relations, 6(1), 60. https://doi.org/10.24198/padjir.v6i1.49284

Jung, J. (2015). A Historical Consideration into Two Perspectives on Culture Revealed in the New Korean Wave Discourse. International Journal of Social Science and Humanity, 5(8), 730–734. https://doi.org/10.7763/ijssh.2015.v5.548

Oktaviani, J., & Pramadya, T. P. (2021). Korean Wave (Hallyu) dan Persepsi Kaum Muda di Indonesia: Peran Media. Insignia Journal of International Relations, 8(1), 87–100.

Sri Yenti, N., M.Si. Ph.D, D. S., Mairiza, N., Anggraini, N., Febriani, E., & Fadilla, P. (2022). Dampak Budaya Korea Pop (K-Pop) Terhadap Tingkat Motivasi Belajar Mahasiswa Universitas Negeri Padang. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 2(2), 176–191. https://doi.org/10.37304/enggang.v3i1.4941

Timbuleng, C. M., & Hanan, D. (2023). Diplomasi Publik Korea Selatan Melalui K-Pop Era Moon Jae in. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(08), 811–819. https://doi.org/10.59141/cerdika.v3i08.654

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *