Budaya kultur makanan Korea adalah aspek yang dinamis dan harmonis dari masyarakat Korea yang berakar dalam tradisi dan sejarah yang kental dengan leluhur bangsa korea. Kultur makanan Korea Ini adalah cerminan dari warisan budaya negara yang kaya, dibentuk oleh lokasi geografis, iklim, dan gaya hidup masyarakatnya. Masakan Korea dikenal dengan rasanya yang berani, warna-warna cerah, dan tekstur yang beragam, yang diseimbangkan dengan cermat untuk menciptakan pengalaman kuliner yang harmonis. Kali ini saya akan membahas salah satu makanan Korea yang mungkin banyak disenangin oleh masyarakat sekuruh dunia dan cukup terkenal juga dalam masyarakat dunia karena berbahan baku nasi yang menjadi salah satu makanan pokok di seluruh dunia. Kimbab, adalah hidangan nasi gulung rumput laut khas Korea Selatan, telah menjadi ikon kuliner yang digemari banyak orang di seluruh dunia. Rasanya yang gurih, praktis, dan penuh warna membuatnya digemari sebagai camilan, bekal, hingga hidangan utama. Akar sejarah kimbab tidak bisa dipisahkan dari tradisi membungkus nasi dengan rumput laut yang telah lama ada di Korea. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa tradisi ini sudah ada sejak zaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM – 668 M). Rumput laut, yang mudah didapat di pesisir Korea, menjadi pembungkus alami yang ideal untuk nasi, menjaga kesegarannya dan menambah rasa gurih. Di balik kelezatannya, terdapat sejarah panjang yang menarik untuk ditelusuri, mengantarkan kimbab dari hidangan sederhana menjadi fenomena global.Akar sejarah kimbab tidak bisa dipisahkan dari tradisi membungkus nasi dengan rumput laut yang telah lama ada di Korea. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa tradisi ini sudah ada sejak zaman Tiga Kerajaan Korea (57 SM – 668 M). Rumput laut, yang mudah didapat di pesisir Korea, menjadi pembungkus alami yang ideal untuk nasi, menjaga kesegarannya dan menambah rasa gurih. Pada masa Dinasti Joseon (1392-1897), hidangan bernama “bokssam” semakin populer. Bokssam terdiri dari nasi yang dibungkus dengan rumput laut kering dan diisi dengan berbagai macam lauk pauk, seperti ikan asin, kimchi, dan sayuran. Hidangan ini biasanya dinikmati sebagai camilan atau bekal perjalanan.

               Era pendudukan Jepang di Korea (1910-1945) membawa pengaruh pada budaya kuliner Korea, termasuk pada hidangan nasi gulung rumput laut. Orang Korea terinspirasi oleh “norimaki”, hidangan sushi gulung Jepang, dan mulai menggunakan nasi vinegared dan berbagai isian modern seperti telur dadar, bayam, dan wortel. Hal ini menandai lahirnya kimbab seperti yang kita kenal sekarang. Setelah Korea Selatan merdeka, kimbab semakin populer sebagai makanan praktis dan terjangkau. Kemudahan pembuatannya dan variasi isian yang tak terbatas membuatnya digemari oleh semua kalangan. Kimbab mulai dijual di toko-toko pinggir jalan, restoran, dan supermarket, menjadi hidangan favorit untuk sarapan, makan siang, dan camilan. Popularitas kimbab melampaui batas Korea Selatan dan menjadi fenomena global. Penyebaran budaya Korea, yang dikenal sebagai “Korean Wave” atau “Hallyu”, turut mendongkrak popularitas kimbab di berbagai negara. Kimbab mudah ditemukan di restoran Korea di seluruh dunia, bahkan mulai diadaptasi dengan selera lokal dengan isian dan variasi yang unik. Kimbab bukan hanya hidangan yang lezat, tetapi juga memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Korea. Kimbab sering disajikan dalam acara-acara spesial seperti piknik, festival, dan perayaan keluarga. Proses pembuatan kimbab bersama-sama (kimbab party) menjadi momen kebersamaan dan kehangatan yang mempererat hubungan antar keluarga dan teman. Kimbab telah menempuh perjalanan panjang dari hidangan tradisional sederhana menjadi ikon kuliner Korea Selatan yang mendunia. Perpaduan rasa gurih, praktis, dan penuh warna menjadi daya tarik utama kimbab. Di balik kelezatannya, terdapat nilai budaya dan tradisi yang diwariskan turun-temurun, menjadikan kimbab lebih dari sekedar hidangan, tetapi juga simbol identitas dan kebersamaan bagi seluruh masyarakat Korea. Budaya makanan Korea adalah aspek yang kaya dan dinamis dari masyarakat Korea, yang dibentuk oleh sejarah, geografi, dan masyarakatnya. Dari hidangan tradisional seperti kimchi dan bibimbap hingga masakan fusion modern, makanan Korea adalah cerminan warisan budaya negara tersebut. Penekanan pada keseimbangan, harmoni, dan komunitas adalah inti dari masakan Korea, menjadikannya pengalaman kuliner yang unik dan menyenangkan.